Eksistensi Kuwato Menjadi Pengrajin Tunggal Wayang Potehi di Tulungagung

metaranews.co
Kuwato sedang memainkan wayang potehi miliknya. (Ahmad/Metaranews)

Metaranews.co, Tulungagung – Angin berembus menyelinap di jendela warung semi permanen pusat Tulungagung. Jajaran puluhan wayang potehi rapi berwarna-warni. Mereka menemani sang pemilik, yakni Kuwato. Setidaknya, sudah 22 tahun Kuwato menekuni kerajinan wayang potehi tersebut. Bahkan wayang potehi hasilnya, sudah menembus pasar Internasional.

Dalam momentum peringatan hari wayang nasional, tentu menjadi perenungan Kuwato. Bagaimana tidak, saat ini pengrajin wayang potehi di Tulungagung hanya tersisa dia seroang. Hal ini membuat Kuwato merasa gelisah, karena masa depan pengrajin wayang potehi di Tulungagung terancam punah.

Bacaan Lainnya

“Memang sebagian orang masih ada yang melestarikan wayang potehi, tapi bukan sebagai pengrajin. Sedangkan saya adalah satu-satunya pengarajin wayang potehi yang tersisa di Tulungagung,” ujarnya sembari mengusap wayahnya.

Pria yang memiliki nama Tionghoa, Liem Giok Bing itu akan sangat merasa senang apabila ada anak muda yang ingin belajar membuat wayang potehi. Karena ketika ada anak yang tertarik membuat wayang potehi, maka perajin wayang potehi di Tulungagung bisa tetap ada.

“Tapi sampai saat ini minat anak muda untuk menggeluti kerajinan wayang potehi masih minim sekali,” tuturnya.

Pada usia yang sudah tidak muda lagi, Kuwato memandangi wayang potehi miliknya, dan mulai menceritakan awal mula dia mengenal wayang potehi. Kala itu, terdapat pagelaran wayang potehi di Klenteng Tulungagung. Dari situlah Kuwato tertarik dengan wayang potehi. Hingga akhirnya dia mempelajari setiap karakter dan alur cerita dalam wayang potehi.

“Sangking sukanya dengan wayang potehi, saya bisa menghafal setiap karekter, peran dan alur dalam cerita wayang potehi. Bahkan sebelum menjadi pengrajin wayang potehi, saya lebih dulu menjadi dalang wayang potehi,” terangnya.

metaranews.co
Kuwato sedang memainkan wayang potehi miliknya. (Ahmad/Metaranews)

Lanjut Kuwato, tidak ada bekal khusus yang dimiliknya dalam membuat wayang potehi. Dia hanya mengandalakan pemahaman setiap karakter tokoh untuk membuat wayang potehi. Menurutnya, setiap tokoh wayang potehi memiliki tingkat kesulitan tersendiri, karena tokoh satu dan lainya memiliki detail dan ciri khas yang berbeda.

“Untuk membuat satu wayang potehi biasanya saya membutuhkan waktu hingga satu minggu lamanya,” paparnya sembari memasang kelengkapan aksesori wayang potehi miliknya.

Pria asal Kelurahan Kutoanyar itu menjelaskan, untuk membuat wayang potehi harus menyiapkan bahan dasar kayu dari pohon waru. Pasalnya, kayu waru memiliki kualitas bagus, dan tidak gampang rusak. Disisi lain, kayu waru juga memiliki harga yang sangat terjangkau.

“Mungkin sampai dengan sekarang saya sudah membuat lebih dari 1.000 wayang potehi. Dan hampir semua tokoh wayang potehi sudah pernah saya buat,” jelasnya.

Wayang potehi milik Kuwato, ternyata tidak hanya menarik minat pembeli dalam negeri saja. Melainkan, pembeli serta kolektor dari luar negeri juga sering kali memesan wayang potehi milik Kuwato. Seperti Korea, Taiwan hingga Australia.

“Untuk satu buah wayang potehi dihargai Rp 350 ribu hingga Rp 1 Juta. Sedangkan untuk satu set wayang potehi bisa tembus Rp 50 Juta hingga Rp 75 Juta,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *