Mabes Polisi Cari Siapa yang Instruksikan Tembak Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan

Metaranews.co
Kadiv Humas Irjen Dedi Prasetyo. (Mashum/Metaranews)

Metaranews.co, Malang – Asal muasal datangnya gas air mata di Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu (1/10/2022) malam menjadi pertanyaan publik. Hal ini disinyalir yang menyebabkan hilangnya nyawa 125 orang suporter yang rata-rata didominasi usia remaja, perempuan hingga anak-anak.

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo bilang kalau soal itu sudah didalami tim investigasi yang dibentuk Mabes Polri. Total ada 18 orang yang bertanggung jawab memegang senjata pelontar gas air mata itu sedang diperiksa saat ini.

Bacaan Lainnya

”Ini sedang kita dalami oleh tim divisi Propam. Ada 18 orang. Mulai yang pegang senjata (eksekutor) hingga manajer pengamanan yang memberi instruksi. Mulai dari Perwira sampai Pamen,” beber Dedi.

Ditanya soal tingkat urgensi penembakan gas air mata ke tribun, Dedi juga masih bungkam karena masih dalam ranah penyelidikan. Dedi meminta publik bersabar karena pemeriksaan ini perlu kecermatan dan kehati-hatian.

Lebih dalam lagi, jika mengacu dari regulasi FIFA dan kesepakatan standar pengamanan yang sudah ada di tahun-tahun sebelumnya, Dedi juga masih belum bisa bicara banyak. ”Materi itu juga yang sedang kita dalami. Seberapa tinggi eskalase yang terjadi di lapangan, koordinasi seperti apa, semua kita dalami. Biarkan tim bekerja dulu,” ujarnya.

Selain itu, Bareskrim Polri juga akan memeriksa sejumlah pihak seperti Direktur LIB, Ketua PSSI Jawa Timur, Ketua Panpel Arema dan Kadispora Jatim. Polisi juga tengah mendalami dan menganalisa kejadian dari 32 kamera CCTV yang tersebar di sejumlah titik. Termasuk dari 6 buah ponsel yang diidentifikasi milik para korban suporter.

”Nanti dari tim DVI juga akan mengidentifikasi siapa terduga pelaku pengrusakan. Tak hanya kejadian di dalam stadion, di luar juga akan kami ungkap,” kata dia.

Sejauh ini, pemutakhiran data korban jiwa akibat peristiwa berdarah ini masih di angka 125 orang. Selain itu, 21 orang mengalami luka berat dan 304 orang mengalami luka ringan.

Dedi mengungkapkan komitmen pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini agar terang benderang. Tim investigasi ini juga akan diawasi secara eksternal sehingga kerjanya akan lebih transparan dan akuntabel.

”Harapannya penyebab tragedi kanjuruhan ini bisa terungkap dengan terang benderang,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *