Metaranews.co, News – Pegasus adalah alat sadap yang berasal dari Israel dan sekarang ada di Indonesia.
Alat penyadapan Pegasus diduga telah digunakan oleh institusi Badan Intelijen Negara (BIN), Mabes Polri, BSSN dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Melansir Suara, berikut penjelasan alat sadap Pegasus yang bisa mengancam demokrasi di Indonesia.
Pegasus Alat Sadap Berasal Dari Israel
Pegasus dikenal sebagai alat pengawasan dan penyadapan berteknologi tinggi berupa software alias perangkat lunak buatan NSO Group, perusahaan teknologi asal Israel.
Diketahui, Pegasus dapat meretas komunikasi terenkripsi dari iPhone, Mac, android, dan semua perangkat elektronik berbasis OS lainnya, menurut laporan dari Citizen Lab dan Amnesty International.
Indikasi masuknya Pegasus ke Indonesia ditandai dengan masuknya dua perangkat milik Q Cyber Technologie Sarl melalui Bandara Soekarno Hatta pada 15 Desember 2020. Kedua perangkat tersebut dilabeli oleh Cisco Reuters dan Dell Server dengan kode HS 8471.50.
Dari dokumen yang diperoleh Indonesialeaks, alat tersebut dipesan oleh PT Mandala Wangi Kreasindo.
Sebelum sampai di Indonesia, alat sadap diterbangkan dari Jepang kemudian transit di Inggris.
Saat masuk ke Indonesia, Bea dan Cukai mencurigai adanya alat canggih tersebut. Sehingga kedua alat tersebut masuk dalam kategori zona merah setelah melalui pemeriksaan.
Petugas yang berwenang pun tidak tahu perusahaan yang mengimpor itu digunakan untuk keperluan apa. Setelah barang dibuka, mereka mengemas ulang alat tersebut dan membiarkannya lolos.
Lalu, bagaiama cara mengoperasikan alat sadap Pegasus itu?
Pegasus identik dikenal sebagai alat zero click, yaitu metode penyadapan yang tidak memerlukan aktivasi klik dari pemilik perangkat smartphone atau komputer.
Sekadar informasi, Zero click adalah serangan yang tidak terlihat. Pengguna mana pun tidak akan menyadari bahwa ia sedang diserang oleh alat Pegasus.
Pegasus dapat diinstal sendiri di ponsel atau komputer target.
Setelah diinstal, Pegasus akan menginfeksi semua perangkat, mengambil beberapa data yang tersimpan di ponsel, komputer, berupa email, foto, video, obrolan, kontak pribadi, lokasi saat ini. Alat ini bahkan dapat membuka mikrofon dan bahkan alat ini dapat mengontrol kamera ponsel atau komputer tanpa sepengetahuan pengguna.
Berikut berbagai contoh kasus Pegasus di berbagai Negara
Pertama, korban alat sadap Pegasus ini menimpa Jurnalis Jamal Khashoggi. Kolumnis Washington Post News tewas secara tragis dalam operasi yang diluncurkan oleh pejabat Arab Saudi.
Saat itu, pergerakan Khashoggi terlacak karena pemerintah Arab Saudi menggunakan Pegasus untuk meretas ponselnya.
Penyadapan juga dilakukan terhadap istrinya, Hanan Elatr. Istri Khasoggi menjadi sasaran penyadapan sehingga ponselnya berubah menjadi alat pengawasan.
Kedua, Pegasus juga digunakan di Meksiko untuk membungkam aktivis pro-demokrasi, masyarakat sipil, dan jurnalis.
Ketiga, di Thailand alat ini menjadi senjata mata-mata di dunia maya, dalam hal ini sebanyak 30 korban terdeteksi dalam pantauan Pegasus.