Menilik Pesantren Lansia di Kencong, Rumah Para Pencari Hakikat

Menilik Pesantren Lansia di Kencong, Rumah Para Pencari Hakikat
Kegiatan kajian di Pondok Pesantren Rodlotul Ulum, Kencong, Kepung Kediri (Muklis/Metara)

Metaranewa.co, Kediri – Dinding yang didominasi warna hijau dan kuning di fasad depan gedung itu sebagian kusam dan berkerak. Beberapa pohon beringin tua dibalik pagar bercelah lebar menjuntai kearah jalan. Bangunan itu merupakan Pondok Pesantren Raudlatul Ulum yang terletak di Jalan Pare – Kandangan, Desa Kencong, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri dan banyak di kenal sebagai pesantren lansia.

Sekilas pesantren yang berdiri sejak tahun 50-an itu tampak seperti pondok pesantren pada umumnya. Namun saat memasuki halaman utama pondok, yang terlihat hilir-mudik santri dan santriwati hampir didominasi mereka yang sudah kepala 6 keatas.

Bacaan Lainnya

Di pelataran pondok, lantunan ayat suci Al-quran terdengar bersahutan, lirih namun cukup jelas, suara itu datang dari beberapa kamar para santri yang mengelilingi halaman utama. Tak hanya suara bacaan Al-quran sesekali terdengar suara penjelasan seorang ustad kepada para santri.

Langkah kami terhenti di depan Masjid Sirojudin, satu-satunya tempat beribadah untuk para santri. Disini tak seperti pada umumnya, teras masjid di modifikasi menjadi bilik-bilik kelas untuk kelas belajar para santri.

Menilik Pesantren Lansia di Kencong, Rumah Para Pencari Hakikat
Seorang santri lanjut usia berada di Masjid Sirojudin (Muklis/Metara)

Metara kemudian menemui Sofwan, salah satu panitia Pesantren Lansia, sambutan hangat ala-ala santri pun kami terima. “Kami disini menampung Mbah-mbah yang mau mencari ilmu, mengisi waktunya semaksimal mungkin untuk beribadah disini selama 24 jam khusus disetiap Bulan Ramadhan,” jelas Sofwan.

Pesantren Lansia, Santri dari berbagai Kota

Katanya, para santri Lansia ini tidak hanya berasal dari sekitar Kediri saja, namun sebagian besar dari mereka berasal dari luar kota bahkan luar pulau. Dan keseluruhannya secara sadar dan semangat berangkat ke Pondok yang sebenarnya tidak lebih mudah dijalani seperti saat berada di rumah.

 

Tak lama ngobrol, Sofwan pun mengajak kami berkeliling ke beberapa asrama santri. Kami disambut beberapa poster dan kata-kata bijak dari para ulama saat menuju bilik-bilik kamar.

Sambil berjalan, laki-laki yang akrab disapa Mas Wan ini menjelaskan bahwa para santri Lansia di pesantren ini benar-benar dibimbing untuk menjalani ibadah dengan konsisten dan juga diajarkan ilmu-ilmu yang berhubungan dengan ubudiyah dan toriqoh.

“Kalau jadwalnya sangat padat, mulai dari usai subuh hingga pukul 22.00 WIB. Kegiatannya sangat banyak mulai dari kajian, ibadah bersama, Istighosah sampai kegiatan yang berhubungan dengan toriqoh kami, Qodiriyah Wannaqsabandiyah,” jelasnya.

Menilik Pesantren Lansia di Kencong, Rumah Para Pencari Hakikat
Seorang ustad sedang mengisi kajian para Santriwati Lansia (Muklis/Metara)

Ramuan Herbal Untuk Santri Pesantren Lansia

Padatnya kegiatan itu kata Mas Wan tidak menyurutkan semangat santri, mereka justru lebih terpacu untuk memperbanyak kegiatan baik selama program Pesantren Lansia ini.

“Padahal mereka ini istirahatnya hanya sekitar 4 jam saja, namun semangatnya sangat istimewa. Saat jadwal istirahat siang, bukanya dipakai untuk tidur atau sekedar kongkow, namun malah dipakai untuk mengaji Al-quran sampai istirahat selesai, itu yang sangat saya kagumi,” jelanya.

Sofwan juga mengatakan, meskipun dengan kegiatan yang sangat padat ini diakuinya sangat jarang ada gangguan kesehatan yang cukup berat. Jika ada yang sakit, biasanya akan sembuh hanya dengan obat racikannya yang terbuat dari bahan-bahan herbal.

Baca Juga: Laku Prihatin untuk Menemukan Kebahagiaan Sejati

Beberapa sakit yang umum terjadi saat para Lansia ini mondok, biasanya hanya penyakit ringat seperti pegel linu, masuk angin, dan kecapekan.

“Alhamdulillah, kalau ada yang sakit biasanya saya beri jamu dari bahan alami seperti kayu manis, kayu secang, kunyit, dan buah palem, itu atas ijin Allah kok ya cepat sembuh,” tuturnya.

Menilik Pesantren Lansia di Kencong, Rumah Para Pencari Hakikat
Bahan-bahan herbal untuk jamu para santri (Muklis/metara)

Salah satu santri Lansia Pondok Pesantren Roudlotul Ulum Kencong, Sunu Hendrasto mengatakan, dirinya mengikuti Program Pondok Lansia ini lantaran ingin fokus belajar lebih dalam tentang ilmu toriqoh, dan tentang ilmu yang berkaitan dengan ubudiyah.

“Saya sudah 3 kali ini mondok disini, dan bagi saya ilmu yang saya dapat disini sangat berarti untuk kami di masa tua ini,” katanya.

Suasana Pesantren Lansia Banyak Dirindukan Santri

Sunu mengatakan, banyak hal yang tidak ia dapatkan di luar pondok, salah satunya adalah ketenangan batin dan konsistensi beribadah.

“Suasana religi di pondok ini selalu saya rindukan setiap kali kembali ke rumah. Disini saya dapat dengan tenang beribadah dan berteman dengan orang-orang yang baik,” tukasnya.

Sementara itu, salah satu putra Pengasuh Pondok Pesantren Roudlotul Ulum Kencong, Rizmi Haitmi Azizi menyebut, Program pesantren Lansia ini diadakan hanya saat Ramadan saja. Sementara di hari-hari biasa yang bermukim di pondok adalah santri-santri muda.

Di masa pandemi ini, pihaknya mengurangi jumlah santri yang datang. Sebelum Pandemi, santri Lansia yang mukim di Pondok mencapai 500 orang namun untuk bulan ini hanya sekitar 200 an saja.

“Ini jauh lebih sedikit, kami hanya memperbolehkan sebagian saja, karena situasinya belum benar-benar terkendali,” katanya.(E2)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *