Selama Sepekan, Luncuran Awan Panas Keluar 68 Kali dari Gunung Merapi

Status Gunung Merapi
Guguran awan panas yang muncul dari gunung Merapi. (Sumber foto by Twitter @BPPTKG)

Metaranews.co, News – Selama sepekan terakhir, Gunung Merapi telah meluncurkan 68 awan panas. Aktivitas itu terekam mulai tanggal 10-16 Maret 2023.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso mengatakan, semenjak periode itu awan panas sudah keluar 68 kali semenjak erupsi Gunung Merapi.

Bacaan Lainnya

“Seminggu ini telah terjadi 68 awan panas yang jatuh (APG) ke arah barat daya atau hulu Sungai Bebeng dan Krasak dengan jarak luncur 1.500 hingga 4.000 meter,” kata Agus dalam keterangannya, Sabtu (18/3/2023) melansir Suara.com.

Lebih lanjut, rangkaian awan panas terjadi lebih sering semenjak periode pertama Gunung Merapi erupsi. Hal itu menyebabkan hujan abu dengan intensitas bervariasi di sektor barat, barat laut dan utara.

Sektor tersebut berada di Kecamatan Dukun, Sawangan, Kabupaten Magelang; Kota Magelang; Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali; Kecamatan Ambarawa, Jambu, Sumowono, Pringapus, Banyubiru, Bawen, Kabupaten Semarang.

Dari analisis morfologi kubah lava dari stasiun kamera Deles5, Tunggularum, Ngepos, Babadan2 dan foto udara dengan drone pada 13 Maret 2023. Pasca peristiwa APG, kubah terpantau tidak banyak mengalami perubahan.

“Sedangkan morfologi kubah barat daya terpantau mengalami perubahan signifikan,” ujarnya.

Dari pengamatan tersebut, volume kubah barat daya sebelum letusan 11-12 Maret dihitung sebesar 2.759.100 meter kubik. Sedangkan volume yang jatuh saat letusan ini diperkirakan mencapai 1.072.800 meter kubik.

Volume terukur kubah barat daya 1.686.200 meter kubik dan kubah tengah 2.312.100 meter kubik, tambahnya.

Dari catatan BPPTKG, intensitas kegempaan pekan ini masih cukup tinggi. Terutama untuk longsoran dan kegempaan vulkanik dalam.

BPPTKG mencatat dalam sepekan terakhir kegempaan Gunung Merapi meliputi 131 gempa vulkanik dalam (VTA), 42 gempa vulkanik dangkal (VTB), 271 gempa multiphase (MP), 1.020 gempa fallout (RF), dan 4 kali gempa tektonik (TT). ).

“Deformasi Gunung Merapi yang terpantau menggunakan EDM pada pekan ini menunjukkan pemendekan jarak curam 0,03 cm per hari,” katanya.

Diketahui status Gunung Merapi pada level Waspada atau Level III berlangsung sejak 5 November 2020.

Sedangkan gunung api yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah ini memasuki fase erupsi sejak 4 Januari 2021. Saat itu ditandai dengan munculnya kubah lava di puncak tebing sektor barat daya dan di tengah kawah.

Agus menambahkan, potensi bahaya yang ada saat ini berupa guguran lahar dan awan panas di sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong dengan jarak maksimal 5 km. Kemudian untuk Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Di sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol sejauh 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik jika terjadi letusan eksplosif dapat mencapai radius 3 km dari puncak.

“Masyarakat hendaknya tidak melakukan aktivitas apapun di daerah yang berpotensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik erupsi Gunung Merapi dan mewaspadai bahaya lahar terutama saat turun hujan di sekitar Gunung Merapi,” pungkasnya.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *