Uang Jadi Alasan Mbah Slamet si Dukun Santet Banjarnegara Bunuh Para Korbannya

Mbah Slamet
Mbah Slamet saat bersama polisi menunjukkan lokasi tempat dikuburnya korban. (Sumber foto by suara.com)

Metaranews.co, News – Uang jadi alasan Tohari alias Mbah Slamet si dukun Santet pengganda uang asal Banjarnegara bunuh para korbannya.

Untuk diketahui, Mbah Slamet sendiri telah membunuh 12 orang, yang jasadnya ia kuburkan di kebun milik ayahnya. Aksi tersebut ia lakukan agar korban tidak terus menagih janji dan menghilangkan jejak.

Bacaan Lainnya

Kasus praktik dukun dengan modus penggandaan uang yang berujung pembunuhan di Banjarnegara masih terus diusut.

Kekejaman dukun pengganda uang ini berhasil membuat siapapun merasa ngeri.  Apalagi saat Slamet menceritakan momen-momen sejak korban dibunuh hingga dimakamkan.

Banyak yang tak henti memikirkan aksi tersangka asal Desa Balun, Kecamatan Wanayasa itu. Selain itu, banyak yang bertanya-tanya faktor apa yang membuat Mbah Slamet tega membunuh 12 nyawa.

“Sampai sekarang saya masih berpikir, kok saya tega membunuh korban setelah mengambil mahar dan uang,” kata Kapolres Banjarnegara Hendri Yulianto kepada Mbah Slamet saat jumpa pers, melansir Suara.com, Kamis (6/4/2023).

Ketika ditanya apa alasan yang mendorong Slamet melakukan pembunuhan, dia hanya menjawab demi uang. Ia juga menggunakan uang hasil penipuan korban untuk melunasi utang dan kebutuhan sehari-hari.

“Uang, untuk membayar hutang dan kebutuhan sehari-hari,” jawab Slamet.

Saat ditanya berapa total uang yang diperolehnya, Slamet mengaku lupa.  Namun, dia meminta mahar untuk masing-masing korban berkisar antara Rp 40 juta hingga Rp 70 juta.

“Totalnya saya tidak tahu, saya lupa. Karena langsung saya pakai. Ya ada yang kasih Rp 50 juta sampai Rp 70 juta (masing-masing korban),” kata Slamet.

Kembali ke Kapolres Banjarnegara, berdasarkan pengakuan tersangka, dia telah melakukan pembunuhan sejak tahun 2020 atau tiga tahun yang lalu. Kejahatan yang dilakukan terhadap 12 korban hampir sama.

“Dari pengakuannya, aksi ini dimulai tahun 2020. Jarak waktu (eksekusi) jenazah per jenazah tidak diingat. Yang terakhir tanggal 23 Maret itu berarti sudah dua minggu, itu yang terakhir,” ujar Kapolres.

Saat ini, Polres Banjarnegara masih menyelidiki kasus tersebut. Selain itu, pihaknya juga tengah fokus mencari 9 jenazah yang belum teridentifikasi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *