Warga Tulungagung Meninggal Dunia karena Leptospirosis Diduga Berasal dari Urine Tikus

metaranews.co
Kepala Dinkes Tulungagung, Kasil Rokhmad saat diwawancarai . (Ahmad/Metara)

Metaranews.co, Tulungagung- Seorang warga Desa Pandansari, Kecamatan Ngunut, Tulungagung meninggal akibat leptospirosis atau penyakit bakteri yang menyebar melalui urine tikus, ternak ataupun urine hewan peliharaan, (10/11/2022).

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung, Kasil Rokhmad membenarkan bahwa pihaknya menemukan satu kasus leptospirosis pada seroang laki-laki usia 57 tahun asal Desa Pandansari. Korban diketahui sudah mengalami sakit sejak 30 Oktober 2022 lalu. Namun, pada saat itu keluarga dan korban mengira itu hanya sakit biasa, dan tidak membawa korban untuk diperiksa ke rumah sakit.

Bacaan Lainnya

“Barulah pada 4 September 2022, korban dibawa ke RSUD dr Iskak Tulungagung, untuk diperiksa dan dilakukan lab. Pada 6 September 2022, hasil lab korban keluar dengan hasil positif leptospirosis,” tuturnya.

Kasil menjelaskan, setelah diketahui positif leptospirosis, kemudian korban dilakukan perawatan secara intensif. Namun ternyata korban hanya bisa bertahan selama dua hari saja. Hingga akhirnya pada 7 September 2022 lalu, korban dinyatakan meninggal dunia.

“Memang ketika korban di bawa ke RSUD dr Iskak Tulungagung kondisinya sudah berat. Sehingga terlambat untuk dilakukan pengobatan,” jelasnya.

Menurut Kasil, pada korban juga sudah muncul gejala berat seperti demam tinggi, mata merah, kulit berwarna kuning, otot nyeri, kulit ruam dan betis terasa sakit. Namun pihaknya juga belum melakukan evaluasi pada korban terkait penyakit penyertanya.

“Karena penyakit ini adalah menular melalui sarana urine hewan, kami juga sudah lakukan pemeriksaan pada keluarga korban dan tetangga, dan hasilnya negative leptospirosis,” paparnya.

Selain itu, pihaknya juga sudah mengambil sampel hewan yang ada disekitar rumah korban. Hal ini dilakukan untuk mengetahui penyebaran leptospirosis, yang berasal dari urine hewan. Untuk hasilnya masih menunggu dua minggu untuk dapat ketahui.

“Apabila nanti hasilnya positif, maka kami akan melakukan pemberantasan tikus. Karena pada dasarnya penyakit leptospirosis, itu berasal dari urine tikus. Apabila urine tikus tercampur makanan itu berisiko terkena leptospirosis,” terangnya.

Oleh karena itu, Kasil mengimbau agar masyarakat hidup bersih. Selalu menjaga kehigienisan dan kebersihan makanan. Karena bisa jadi urine tikus tercampir jika tidak menjaga kebersihan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *