Waspada! Dinkes Tulungagung Duga Warga Meninggal Dunia karena Urine Tikus

metaranews.co
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Tulungagung, Didik Eka. (Ahmad/Metara)

Metaranews.co, Tulungagung – Pasca meninggalnya seorang warga di Kecamatan Ngunut, Tulungagung akibat leptospirosis, Dinas Kesehatan (Dinkes) melakukan uji sampel terhadap urine sapi dan ginjal tikus di sekitar rumah korban. Hasil uji sampel ginjal tikus dinyatakan positif leptospirosis, (25/11/2022).

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Tulungagung, Didik Eka mengatakan, dua minggu lalu, pihaknya sudah mengambil beberapa sampel urine sapi dan ginjal tikus di sekitar rumah korban meninggal akibat leptospirosis yang berada di Kecamatan Ngunut. Untuk hasil uji sampel urine sapi negatif leptospirosis sedangkan untuk uji sampel ginjal tikus positif leptospirosis.

Bacaan Lainnya

“Dari uji sampel pada ginjal tikus, kami menemukan satu ginjal tikus positif bakteri leptospirosis,” tuturnya.

metaranews.co

Didik menjelaskan, temuan bakteri lepstospirosis pada ginjal tikus, diduga menjadi penyebab penularan terhadap satu warga asal Kecamatan Ngunut hingga menyebabkan korban meninggal dunia.

“Dugaan kami, temuan kasus leptospirosis ditularkan dari urine tikus. Hal ini sesuai dengan temuan uji lab terhadap ginjal tikus di sekitar rumah korban,” jelasnya.

Dari temuan tersebut, pihaknya sedang melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk segera melakukan pengendalian tikus di sekitar rumah korban. Hal ini bertujuan untuk mencegah penuluaran leptospirosis kepada warga lain.

“Ini kami sedang berkoordinasi untuk melakukan pengendalian tikus. Agar bisa mencegah bertambahnya kasus leptospirosis,” paparnya.

Sebelumnya, pada 7 November 2022 lalu, seorang warga Kecamatan Ngunut dinyatakan meninggal oleh RSUD dr Iskak Tulungagung akibat leptospirosis. Hal itu diperkuat dengan gejala yang muncul pada tubuh korban. Seperti demam tinggi, mata merah, kulit berwarna kuning, otot nyeri, kulit ruam hingga betis terasa sakit.

Korban meninggal akibat leptospirosis tersebut juga terlambat mendapatkan perawatan. Pasalnya, dari pihak keluarga mengira penyakit yang diderita oleh korban hanya penyakit biasa.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *