Heboh Kasus Dokter Gadungan PSS Sleman yang Pernah Tangani Timnas Indonesia, Ini Komentar PB IDI

Dokter Gadungan
ilustrasi untuk kasus Dokter Gadungan PSS Sleman (Freepik)

Metaranews.co, Olahraga – Pecinta sepakbola tanah air dihebohkan dengan terungkapnya kasus dokter gadungan PSS Sleman bernama Elwizan Aminuddin yang akhirnya ditangkap polisi beberapa waktu lalu. Terkait hal ini, Pengurus besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) memberikan komentarnya.

Diketahui Kedok Elwizan sebagai dokter gadungan (dokteroid) terbongkar usai terbukti menggunakan ijazah palsu. Ia ditangkap di Cibodas Tangerang pada 24 Januari 2024 lalu. Sebelumnya, Elwizan sempat menjadi buronan polisi selama beberapa tahun.

Bacaan Lainnya

Anggota Biro Hukum Pembinaan dan Pembelaan Anggota (BHP2A) PDB IDI dokter Gregorius Yoga Panji Asmara mengatakan bahwa pihaknya mengidentifikasi beberapa isu hukum dari kejadian tersebut.

“Mulai dari kualifikasi kedokteran, sertifikasi PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia), dokter tersertifikasi, pengaturan kedudukan dokter di luar pertandingannya gitu ya, dan juga pertanggungjawaban hukum dokternya seperti apa, ini perlu kita cermati,” kata Gigo, sapaan akrabnya dikutip dari suara.com.

Lebih lanjut, dalam kasus dokteroid Elwizan tersebut, terdapat permasalahan isu hukum lebih lanjut berupa tidak adanya izin praktik dokter hingga penanganan medis yang dilakukan di luar fasilitas pelayanan kesehatan.

Oleh sebab itu, untuk mencegah berulangnya praktik dokter gadungan dalam dunia sepak bola maupun kedokteran olahraga pada umumnya, Gigo merekomendasikan dua hal untuk ditindaklanjuti para pelaku kompetisi olahraga.

“Yang pertama melakukan verifikasi data, kemudian yang kedua bermitra dengan fasilitas pelayanan kesehatan. Untuk verifikasi data, paling mendasar adalah mulai dari KTP, kartu tanda penduduk,” katanya.

Langkah berikutnya adalah dengan mengecek ijazah sebagai bukti keabsahan pendidikan dokter melalui Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti). Menurut Gigo, seluruh dokter yang menempuh pendidikan di Indonesia pasti terdata dalam PDDikti.

Para pelaku olahraga kemudian dapat memastikan sertifikasi seorang dokter, yang ditandai dengan surat tanda registrasi (STR), melalui data Konsil Kedokteran Indonesia (KKI).

Verifikasi selanjutnya dapat dilakukan melalui direktori anggota PB IDI. IDI juga dapat mendampingi pemangku kepentingan untuk mengecek keabsahan dokter yang berpraktik di cabang setempat.

“Itu yang verifikasi data. Kemudian rekomendasi kedua mengenai bermitra dengan fasilitas pelayanan kesehatan. Nah, klub, tim olahraga, penyelenggara, atau perhimpunan asosiasi olahraga tertentu dapat mengajukan permohonan mitra ke fasilitas pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit, klinik, dan praktik mandiri,” kata Gigo.

Dengan adanya kemitraan tersebut, IDI meyakini bahwa pelayanan kedokteran yang diberikan kepada atlet akan lebih bertanggung jawab, sehingga dapat menghasilkan pemeriksaan yang holistik dan komprehensif.

Sebagai informasi, tak hanya PSS Sleman, dokter gadungan Elwizan ternyata juga pernah mengelabui berbagai klub seperti Persikabo 1973, Kalteng Putra, Persita Tangerang, Barito Putra, Bali United, dan Madura United.

Bahkan, dia juga pernah menjadi dokter Timnas Indonesia pada 2014, serta kembali dipanggil PSSI untuk menangani Timnas Indonesia U-19 pada 2018.

 

 

penulis : adinda

Pos terkait