Metaranews.co, Tulungagung – Sudah dua kali kericuhan Muspimnas PMII di UIN SATU Tulungagung terjadi. Ternyata kericuhan dipicu akibat permasalahan internal dari kelompok kontra Indonesia Timur, (21/11/2022).
Koordinator Acara Panitia Lokal Muspimnas PMII, Muhammad Syafi’i menceritakan, bahwa mahaiswa PMII yang mengkuti Muspimnas di Tulungagung berkisar 4.000 mahasiswa. Namun hampir 60 persennya adalah rombongan liar (romli) atau bukan peserta Muspimnas.
“Karena setiap kota itu hanya mengirimkan 3 delegasi untuk menjadi peserta Muspimnas,” ujarnya.
Ribuan peserta tersebut berasal dari berbagai penjuru Indonesia. Namun ternyata terdapat kelompok yang sudah dari awal ingin menggagalkan Musimpnas PMII di UIN SATU Tulungagung.
“Jadi ada dua kelompok dari Indonesia Timur. Satu kelompok pro Muspimnas dan satu kelompok kontra Muspimnas. Kelompok kontra inilah yang ingin menggagalkan Muspimnas,” terangnya.
Kelompok yang ingin menggagalkan acara Muspimnas PMII ini ternyata memiliki masalah internal dengan Ketua PB PMII.
“Permasalahan ini muncul setelah Kogres PMII beberapa tahun lalu. Dan ternyata masalah ini belum selesai. Sehingga masalah internal ini dibawa ke Muspimnas PMII di UIN SATU Tulungagung,” paparnya.
Syafi’i mengungkapkan, bahwa pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisan untuk membantu mengamankan Muspimnas PMII di UIN SATU Tulungagung. Saat ini kondisi sudah mulai kondusif. Dan peserta akan melakukan rapat pleno.
Sementara itu Kasi Humas Polres Tulungagung, Iptu Moh. Anshori menambahkan, bahwa saat ini jumlah mahasiswa PMII yang diamankan mecapai 99 orang. Mereka diamankan dengan tujuan Muspimnas bisa berjalan dengan kondusif lagi.
Diketahui bahwa, kericuhan pertama terjadi pada 17 November 2022 lalu. Dimana pada saat acara pembukaan Muspimnas terjadi aksi saling lempar kursi. Sedangkan kericuhan kedua terjadi pada 20 November 2022, dimana kericuhan itu terjadi setelah rapat pleno selesai.
Atas kericuhan yang terjadi, tedapat mahasiswa yang mengalami luka. Sedangkan pihak kepolisan juga berhasil mengamankan satu senjata tajam jenis badik dari salah satu mahasiswa yang diamankan.