Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Warga yang tergabung dalam Paguyuban Tani Puncu Makmur mulai mendirikan rumah di atas lahan Hak Guna Usaha (HGU) eks PT Mangli.
Pembangunan pemukiman ini disebut sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Puncu dan sekitarnya.
Ketua Paguyuban Tani Puncu Makmur, Mariyono, menegaskan bahwa pendirian hunian di lahan tersebut sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria.
Dalam aturan itu disebutkan bahwa masyarakat dapat memanfaatkan 20 persen lahan perkebunan melalui redistribusi.
“Jadi tidak ada salahnya kalau kita memanfaatkan perkebunan di lahan eks HGU PT Mangli. Dari PT juga tidak melakukan perpanjangan Surat Ketentuan (SK),” ucap Mariyono, Sabtu (16/8/2025).
Suryono, perwakilan paguyuban lainnya, menjelaskan bahwa sejak tahun 2020 tidak ada pembaruan SK perpanjangan HGU dari PT Mangli, sehingga lahan tersebut terbengkalai.
Masyarakat kemudian meminta agar lahan dialokasikan bagi warga sekitar untuk bercocok tanam dan mendirikan hunian.
Sementara Paguyuban Tani Puncu Makmur menargetkan hingga Oktober 2025 nanti sudah berdiri 800 unit rumah, yang dihuni 800 kepala keluarga di Puncu.
Suryono berharap pemerintah segera mengambil kebijakan untuk meredistribusikan lahan eks HGU PT Mangli tersebut ke warga.
“Kalau memang pemerintah ada niat memperbaiki pemukiman ini, kita bongkar (hunian di atas lahan HGU). Namun kalau sifatnya mengusir paguyuban tani puncu makmur, kita akan terus mempertahankan lahan ini,” tuturnya.
Diketahui, pembangunan hunian di atas lahan eks HGU PT Mangli telah dimulai sejak Senin (11/8/2025) lalu.
Saat ini sudah berdiri sekitar 200 rumah dengan ukuran 10×15 meter per petak, yang dikerjakan secara swadaya oleh 60 anggota Paguyuban Tani Puncu Makmur.
