Mengintip Situs Ndalem Pojok Kediri, Rumah Kedua Presiden Soekarno

Metaranews.co
Eva Valia Surya, anggota Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Universitas Islam Kadiri saat mengunjungi situs Ndalem Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri. (Rentaka Setyo/Metaranews.co)

Metaranews.co, Kediri- Siapa sangka Presiden pertama Republik Indonesia pernah tinggal di Kediri. Disinilah, Sukarno kecil pernah menetap di Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri.

Rumah tersebut adalah rumah kedua Sukarno. Di tempat inilah, Sukarno diasuh oleh ayah angkatnya yang bernama Sumosewojo. Di tempat ini juga ada kisah asmara Sukarno dengan istri keduanya, Inggit Garnasih.

Ketika Soekarno ingin menikahi Inggit, awalnya sempat mendapat pertentangan dari Sukeni, ayah kandung Sukarno. Sebab, saat itu Sukarno masih beristrikan Utari yang tidak lain ialah anak H.O.S Cokroaminoto, gurunya di Peneleh, Surabaya. Namun, akhirnya ia mendapatkan restu untuk menikahi Inggit setelah bercerai dengan Utari.

Eva Valia Surya yang membaca kesan pengunjung di kamar Soekarno situs Ndalem Pojok Kediri. (Rentaka Setyo/Metaranews.co)

Hal tersebut tidak lain ada peran Sumosewojo.”Keluarga Kedirilah yang menikahkan Bung Karno dengan Bu Inggit,” ucap Kushartono, pemilik Ndalem Pojok.

Pria ini menuturkan jika cerita tentang Sukarno telah didengarkan sejak ia masih kecil. Sebab kakeknya, Raden Mas Sajid Sumodiharjo, merupakan kepala rumah tangga istana kepresidenan zaman Sukarno menjabat. Yang merupakan adik dari Raden Sumosewojo.

Tidak hanya memberikan pertimbangan, Sumosewojo dan rombongan keluarga Kediri yang tinggal di Ndalem Pojok, juga mengantar Bung Karno untuk menikahi Inggit di Bandung. Sebab, orang tua kandung Sukarno, yakni Sukeni dan Nyoman Ida, merasa tidak enak hati dengan Cokroaminoto.

“Kemungkinan ada rasa (tidak enak) seperti itu di keluarga Blitar (Sukeni),” imbuh Kushartanto.

Hal ini diperkuat juga buku karya Ramadan K.H berjudul ‘Ku Antar Ke Gerbang Kemerdekaan’ yang menceritakan bagaimana pernikahan dan kehidupan Inggit selama mendampingi Sukarno muda kala itu. Dalam buku tersebut, Inggit menyatakan jika pernikahannya dengan Sukarno sangat sederhana. Sebab, Inggit berasal dari keluarga biasa.

Ada pun kondisi Ndalem Pojok sangat berbeda dengan deretan rumah di kawasan rumah sekitar. Di sana mempunyai halaman luas. Ada sebuah pohon kantil yang usianya ratusan tahun. Udara yang sejuk dan keheningan kampung membuat orang yang singgah di sana merasa nyaman.

Mungkin, hal ini yang dirasakan Sukarno kecil alias Kusno. Sehingga, semasa mendapatkan perawatan dari Sumosewojo, ayah angkat Koesno pada umur 2-5 tahun, yakni sekitar tahun 1903 – 1906.

Menurut Kushartono, yang juga cucu dari Sumosewojo ini, Ndalem Pojok memiliki nuansa tempo dulu yang kental. Terdapat lampu gantung yang sudah dimodifikasi dengan dop listrik, juga banyak foto-foto BK terpajang di dinding. Di ruang tamu itu pula terdapat sebuah etalase yang memajang koleksi Bung Karno.

Beberapa koleksi itu di antaranya tongkat, tasbih, wayang, dan buku-buku yang pernah dibaca serta buku-buku tentang diri Bung Karno. Lalu rumah bagian belakang berdinding kayu, dengan atapnya yang tinggi dan jendela besar yang menjadi ciri khas rumah era abad-18. Di tempat ini juga ada sebuah kamar yang diyakini pernah ditiduri oleh Bung Karno. (Tyo)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *