Anggota DPRD Jatim Khusnul Arif Serap Aspirasi Warga Kediri, Terima Keluhan Infrastruktur hingga Permodalan

Khusnul Arif
Caption: Suasana reses di Graha PPN Group, Kediri, Senin (24/2/2025). Reses ini diadakan oleh Anggota DPRD Jawa Timur, Khusnul Arif. Doc: Rahman/Metaranews.co

Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Anggota DPRD Jawa Timur, Khusnul Arif, menggelar reses pertama pada tahun 2025 di Graha PPN Group, Kediri, Senin (24/2/2025). Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyerap aspirasi warga.

Dalam kegiatan tersebut, berbagai permasalahan diutarakan oleh masyarakat, mulai dari kondisi infrastruktur irigasi sawah yang memprihatinkan, hingga kendala permodalan bagi Kelompok Tani (Poktan).

Bacaan Lainnya

“Reses ini menjadi wadah bagi saya untuk mendengar langsung aspirasi masyarakat. Masukan-masukan ini akan saya bawa ke parlemen dan diupayakan realisasinya melalui Pokok Pikiran (Pokir),” ujar Khusnul Arif, yang akrab disapa Mas Pipin.

Mas Pipin menegaskan pentingnya reses sebagai sarana untuk memahami permasalahan yang dihadapi masyarakat secara langsung.

“Hari ini saya menampung aspirasi, semoga bisa saya bawa ke gedung parlemen DPRD Jawa Timur. Ini titik reses yang kelima,” ucap anggota DPRD Jawa Timur dari Fraksi NasDem itu.

Sementara dalam kegiatan reses kali ini, salah satu petani Desa Semen, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Kukuh Santoso, mengeluhkan kondisi irigasi sawah yang sudah 30 tahun ini kondisinya sangat kumuh dan tak terawat.

“Kami mohon petunjuk dan bantuan. Kalau bisa dibangun atau diperbaiki,” pintanya.

Senada dengan Kukuh, Tantri, warga Desa Pranggang, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, menyampaikan bahwa lahan pertanian di wilayahnya kesulitan mendapatkan air irigasi, sehingga petani harus membuat sumur sendiri.

“Jadi kalau ingin hasil pertanian lebih baik, (para petani) minta bantuannya dibuatkan sumur,” ucap Kukuh.

Sementara itu, Titik, warga Desa Jambean, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri, yang merupakan anggota Kelompok Wanita Tani (KWT), mengeluhkan kendala permodalan.

KWT yang bergerak di bidang pembibitan tanaman dan kerajinan daur ulang sampah ini membutuhkan tambahan modal untuk mengembangkan usahanya.

“Kalau ada bantuan untuk permodalan, supaya bisa mengembangkan KWT,” papar Titik.

Pos terkait