Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Sebagai tindak lanjut observasi terhadap dugaan pencemaran limbah yang berdampak pada sumur warga Desa Plosolor, Kecamatan Plosoklaten, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kediri melakukan pengambilan sampel air dan tanah pada Kamis (10/4/2025).
Berdasarkan pantauan di lapangan, Tim DLH Kabupaten Kediri mengambil sampel dari 12 titik lokasi air.
Titik-titik tersebut meliputi tujuh sumur warga yang terindikasi tercemar, satu sumur di dekat area blotong atau limbah padat pabrik gula, serta masing-masing satu sumur di sisi timur, barat, selatan, hingga utara timbunan blotong.
Kepala DLH Kabupaten Kediri, Putut Agung Subekti menjelaskan, pengambilan sampel air di berbagai lokasi ini bertujuan untuk memetakan sejauh mana wilayah yang terkontaminasi dan memastikan titik-titik yang terdampak.
“Termasuk juga untuk memastikan titik yang menjadi dampak,” ujarnya.
Selain sampel air dari sumur warga, Tim DLH Kabupaten Kediri juga mengambil sampel tanah dari kedalaman 0-30 cm dan 60 sentimeter.
Sampel tanah ini diambil dari delapan titik di area pembuangan blotong, yang dibagi menjadi dua bagian, empat titik komposit dan empat titik di area blotong.
“Kalau totalnya ada sekitar 12 sampel air, dan juga empat sampel tanah sebagai bahan untuk di lab,” terang Putut.
Setelah pengambilan sampel, DLH Kabupaten Kediri akan menunggu hasil laboratorium dari Mojokerto sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Sambil menunggu hasil tersebut, pihaknya berjanji akan segera berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mendistribusikan bantuan air bersih kepada warga terdampak.
Salah seorang warga terdampak, Sugiono, berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri segera memberikan solusi konkret terkait masalah ini, termasuk melalui pihak-pihak terkait untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga.
“Selain bantuan air bersih, mungkin aktivitas pembuangan limbah di sekitar permukiman dihentikan, agar kejadian serupa tidak terulang,” pinta Sugiono.