Monumen Lokomotif Kereta Uap Berusia 133 Tahun di Stasiun Kediri Diresmikan, Begini Penampakannya

Stasiun Kediri
Caption: Monumen Lokomotif C 1140 di Stasiun Kediri, Kamis (19/9/2024). Doc: Anis/Metaranews.co

Metaranews.co, Kota Kediri – PT Kereta Api Indonesia (Persero) meresmikan monumen lokomotif bersejarah di Stasiun Kediri yang masuk wilayah Daerah Operasi 7 Madiun, Kamis (19/9/2024).

Bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri, peresmian Monumen Lokomotif C 1140 berusia 133 tahun itu bertujuan untuk pelestarian sejarah dan mempercantik muka stasiun.

Bacaan Lainnya

Direktur Utama PT KAI, Didik Hartantyo mengatakan, peresmian minuman lokomotif bersejarah ini juga dilakukan dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun ke-79 PT KAI (Persero).

“Sebagai bagian dari perayaan HUT ke-79 PT KAI, kami memberikan hadiah istimewa berupa Monumen Lokomotif C 1140 kepada masyarakat Kota Kediri. Pendirian monumen ini adalah bentuk penghormatan kami terhadap sejarah perkeretaapian,” kata Didik, Kamis (19/9/2024).

Didik menyampaikan, monumen tersebut menjadi simbol perjalanan KAI dari era lokomotif uap menuju era kereta modern.

Ia menyebut, pendirian monumen ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan aspek estetika stasiun dan edukasi, tetapi juga merupakan langkah strategis dalam peningkatan pelayanan di Stasiun Kediri.

PT KAI telah melakukan upaya penataan kawasan Stasiun Kediri yang sejalan dengan rencana penataan Kota Kediri, seperti menyediakan akses jalan alternatif di lahan KAI dan perluasan lahan parkir.

“Ini merupakan bagian kolaborasi PT KAI dan Pemerintah Kota Kediri dalam menata transportasi, salah satunya kereta api. Karena sumbangsih transportasi kereta api ini sangat besar bagi perekonomian Kediri,” jelasnya.

Sementara itu, Lokomotif C 1140 yang dijadikan sebagai monumen ini merupakan salah satu dari seri Lokomotif Uap C11 yang pernah  beroperasi di wilayah Daop 7 Madiun. Lokomotif C 1140 dibuat pada tahun 1891 di Jerman.

Lokomotif Uap seri C11 ini didatangkan oleh Staatsspoorwegen (SS) antara tahun 1879-1891, dan dioperasikan untuk menghubungkan kota-kota besar di wilayah Jawa timur, dan berperan penting dalam pengembangan ekonomi dan transportasi pada masanya.

Pos terkait