Metaranews.co, Kota Kediri – Monumen Mayor Bismo di Alun-alun Kota Kediri bakal terdampak revitalisasi.
Bagian tataan monumen akan dihancurkan, sedangkan Patung Mayor Bismo akan digeser tepat menghadap Masjid Agung Kota Kediri.
“Patung Mayor Bismo hanya digeser ke selatan, depannya Masjid Agung, menghadap agak serong ke selatan,” kata Kabid Pengelolahan Lingkungan Hidup DLHKP Kota Kediri, Candra Maharanto, Selasa (30/5/2023).
Candra mengungkapkan, penggeseran itu dilakukan atas pertimbangan bersama jajaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kediri.
Menurut Candra, anggota dewan menghendaki agar Patung Mayor Bismo tidak dipindahkan kelain tempat.
Pasalnya, banyak masyarakat menginginkan keberadaan Patung Mayor Bismo menjadi ikon Alun-alun Kota Kediri.
“Maka dari itu, DLHKP setuju saja. Tidak dipindah tapi hanya digeser, tepat di depan (sebrang) masjid,” jelasnya.
Lanjut Candra, penetapan titik lokasi Patung Mayor Bismo itu sudah disepakati oleh seluruh pihak perencana konstruksi, desain, maupun pemerintah daerah.
“Itu juga sudah ada berita acara, dan pihak perencana juga sudah setuju, desain juga oke. Maka tidak jadi dipindah,” ungkap Candra.
“Nanti digeser, lalu dikasih tataan yang baru. Patungnya tetap dipertahankan, hanya tataan itu yang akan dihancurkan lalu dibuatkan baru,” tambahnya.
Candra juga menyebut, dengan penggeseran lokasi baru Patung Mayor Bismo itu, desain Alun-alun Kota Kediri bakal memunculkan wajah baru.
Pihaknya sepakat, desain revitalisasi Alun-alun Kota Kediri bakal dikembalikan ke era tahun 1980-1990-an.
“Temanya Alun-alun, dikembalikan kepada tahun 1980-1990 an. Jadi tanah lapang satu, ada tempat bermain. Event-event mungkin akan ditempatkan di Alun-alun,” tukasnya.
Sementara itu, Anggota DPRD Kota Kediri, Deddy Mochammad Bastomi menegaskan, desain Alun-alun Kota Kediri sudah disepakati sesuai harapan masyarakat, yakni mencerminkan karakteristik Kota Kediri.
DPRD Kota Kediri, kata Deddy, juga meminta Pemerintah Kota untuk tidak melakukan pemindahan Patung Mayor Bismo. Di mana patung yang diresmikan pada tahun 1974 itu saat ini berada di tengah Alun-alun Kota Kediri.
Patung tersebut, menurut Deddy, bukan sekadar patung biasa. Monumen pejuang kemerdekaan itu merupakan saksi bisu, dan bisa menjadi edukasi bagi masyarakat Kota Kediri, terutama generasi muda.
“Agar tahu masyarakat Kota Kediri juga melakukan perlawanan melawan penjajah,” pungkasnya.