Pedagang Pasar Loak Kaliombo Kediri Minta Tempat Baru

Pasar Loak Kaliombo
Caption: Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Kediri menggelar pertemuan dengan para pedagang Pasar Loak Kaliombo, Jumat (16/2/2024). Doc: Anis/Metaranews.co

Metaranews.co, Kota Kediri – Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Kediri mengadakan pertemuan dengan para pedagang Pasar Loak Kaliombo, Jumat (16/2/2024).

Pertemuan tersebut menindaklanjuti keluhan pedagang Pasar Loak yang berunjuk rasa di Kantor Disperdagin Kota Kediri dua pekan lalu.

Dalam unjuk rasa itu, para pedagang mengeluh merasa tidak pernah diperhatikan usai direlokasi sejak 10 tahun silam.

“Hari ini ada pertemuan real kebutuhan apa yang diinginkan oleh para pedagang. Jadi kita mengundang pengurus paguyuban dan pedagang Pasar Loak,” jelas Kepala Disperdagin Kota Kediri, Wahyu Kusuma Wardana, Jumat (16/2/2024).

“Kita juga mengajak OPD untuk pemetaan kebutuhan para pedagang yang bisa dilakukan tahun ini terkait anggaran hingga tahun berikutnya,” tambahnya.

Wahyu menegaskan, pihaknya tetap akan mempertahankan keberadaan Pasar Loak Kaliombo, karena sudah menjadi tempat mencari nafkah masyarakat.

“Kalaupun ada lokasi lain sempat disampaikan pedagang, bisa menjadi pertimbangan, dan pastinya membutuhkan pembangunan waktu yang cukup lama. Waktu, penganggaran, tempat representatif, dan sebagainya,” jelasnya.

Wahyu melanjutkan, pihaknya nantinya akan menambah papan penunjuk jalan menuju Pasar Loak.

Selain itu, pihaknya akan menambah Penerangan Jalan Umum (PJU), serta mengusulkan trayek kendaraan umum.

Sementara para pedagang juga meminta dilakukan pengecatan pagar, perbaikan atap lapak, rollong door, dan resapan serta saluran air kawasan Pasar Loak Kaliombo.

“Dan soal dana kebersihan saya akan berkoordinasi dengan DLHKP untuk kebersihannya tidak perlu ditarik,” paparnya.

Sementara itu, Koordinator Paguyuban Forum Komunikasi Pedagang Trotoar (FKPT) Pasar Loak Kaliombo, Moch Hanif, mengaku sudah jenuh dengan kondisi Pasar Loak Kaliombo yang selama 10 tahun tidak diperhatikan pemerintah daerah.

Selain meminta perbaikan sejumlah fasilitas seperti sarana dan prasarana pasar, Hanif menyebut para pedagang juga meminta untuk dibuatkan tempat berjualan baru yang representatif.

“Sudah jenuh tidak ada perhatian, dan tempatnya tidak representatif,” pungkasnya.

Pos terkait