Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Lima warga Kabupaten Kediri, Jawa Timur, sukses memperkenalkan budaya Panji ke kancah internasional.
Ody Widya Asmara, Gelar Gian Crismeril, Vidy Riefta Adani, Zulfatus Salwa Rafania, dan Zendy CK, tampil dalam program promosi seni budaya Kementerian Pariwisata bertajuk Indonesia Culture 2025 di Malaysia dan Thailand.
Mereka menjadi bagian dari 55 penari yang tampil di ajang bergengsi tersebut pada awal Februari 2025.
Ody Widya Asmara mengatakan, pada ajang tersebut mereka membawakan dua tarian, Dewi Kilisuci dan Ambathik Kediren. Mereka sengaja menyuhuhkan dua tarian tersebut untuk mengenalkan budaya Kediri melalui cerita Panji dan kain batik.
“Kita mengenalkan bahwa topeng ini ciri khas Panji, Sekartaji, Kilisuci, serta properti jarik yang kita pakai merupakan batik atau pakaian khas Kediri,” kata Ody kepada METARA, Selasa (18/2/2025).
Ody menyebut antusiasme penonton sangat meriah selama jalannya pertunjukan. Para penonton terpukau dengan budaya yang ditampilkan, karena dianggap sangat berbeda.
“Banyak juga penonton mengajak foto bersama setelah pentas. Mengulik cerita-cerita apa yang kita bawakan. Ada juga seperti kita diminta bercerita soal tariannya, pakaian, dan sebagainya. Ada juga properti Topeng Dewi Kilisuci dipinjam untuk berswafoto,” jelasnya.
Menurut Ody, keanekaragaman budaya Nusantara dapat dijadikan sebagai sarana promosi dalam mengenalkan budaya Indonesia ke mancanegara, seperti yang dilakukan dalam Indonesia Culture 2025 di Malaysia dan Thailand.
Pengalaman yang paling berkesan bagi mereka adalah ketika tampil di Kawasan Destinasi Wisata Wat Khok Piew Ko Yo Songkhla, Thailand.
“Disitu merupakan salah satu lokasi wisata religius yang sedang tren. Tempat itu sudah berusia 150 tahun lebih,” papar Ody.
Di Malaysia, mereka tampil di acara yang berlangsung di Destinasi Wisata Populer Twin Tower dan Dataran Merdeka.
Ody menceritakan, bahwa keberangkatan mereka ke kancah internasional ini berawal dari kerja sama antara sanggar Tie Tie dari Polewali Mandar, Sulawesi Barat, dengan sanggar miliknya, Flying Star Dance. Keduanya telah menjalin kolaborasi sejak tahun 2019.
“Kita sangat senang dan bangga bisa memperkenalkan budaya Indonesia ke kancah internasional ini. Semoga ke depan ada lagi kesempatan pentas di luar negeri, untuk mengenalkan budaya Indonesia khususnya Kediri ke skala yang lebih luas,” pungkasnya.