Hampir 500 Ekor Sapi di Pasuruan Terpaksa Dijual Harga Murah Karena Ditakuti Blantik

Metaranews.co
Ilustrasi sapi yang akan dijual ke blantik Pasuruan. (dok)

Metaranews.co, Pasuruan–  Serangan penyakit mulut dan kuku (PMK) di Pasuruan malah menjadi kepanikan baru terhadap peternak sapi. Hal ini dikarenakan adanya blantik sapi yang menakuti para peternak untuk menjual sapinya.

Koperasi Kelompok Tani Karya Amanah mencatat ada sekitar 439 ekor sapi warga Desa Balunganyar, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan yang dijual paksa. Gaung Andaka, manajer koperasi tersebut menerangkan bahwa sapi warga itu diketahui dijual dengan harga sangat murah. Dari 7611 ekor, kata Gaung, sudah ada 439 yang dijual warga dengan harga Rp 3 juta sampai dengan Rp 5 juta.

Bacaan Lainnya

“Karena panik, sapi-sapi yang sakit dijual paksa warga,”ujar Gaung.

Ia mengakui menyayangkan tindakan menjual sapi secara paksa tersebut. Dikarenakan harganya turun 5 kali lipat dibanding harga normal. Gaung menjelaskan harga sapi produktif bisa dijual sekitar  Rp 20 juta.

“Sapi yang dijual karena takut mati. Biasanya laku 20 juta, malah dijual ada yang 3 juta, ada yang 5 juta satu ekor,” terang Gaung.

Kepanikan warga ini dikarenakan adanya pengaruh dari oknum blantik sapi yang menakut-nakuti peternak untuk menjual sapinya. Sehingga, blantik itu dapat membeli sapi dengan harga yang sangat murah.

“Banyak blantik yang nakuti-nakuti pakai video sapi-sapi yang mati karena PMK agar mau dijual murah. Sampai saya larang warga jual ke blantik-blantik, ” ungkapnya.

Menurutnya, kondisi sapi yang sakit dapat disembuhkan dengan perawatan yang tepat. Gaung terus mensosialisasikan kepada warga agar rajin menyemprot desinfectan.

Sambil menunggu datangnya vaksin PMK, dia juga mengajarkan warga cara mengobati sapi sakit dengan ramuan herbal.

“Potensi sembuhnya itu masih ada. Didesa Balunganyar sudah ada 104 sapi yang sembuh, ” tegasnya.

Sementara itu, Kades Balunganyar, Soleh menganggap bahwa pemerintah masih kurang serius mengatasi wabah PMK karena sudah ada ribuan sapi yang sakit. Dia berharap pemerintah bisa segera menyakurkan vaksin dan obat-obatan kepada peternak.

“Wabah sudah berjalan, sapi juga sudah banyak yang kayak gini. Tapi masih rapat-rapat terus. Sudah, obat sama dokternya saja dibawa kesini,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *