Hari Wayang Nasional, Kisah Madjid Pandjalu Dalang Cilik yang Cinta Wayang Sejak Balita

dalang Cilik Madjid Pandjalu sedang memainkan wayang (Anis Firmansyah/Metara)

Metaranews.co, Kediri – Ditengah kemajuan tekhnologi yang pesat ini, profesi Dalang sangat sedikit diminati. Bahkan saat ini sedikit orang tua yang mau mengajari atau memberikan pemahaman anak tentang wayang kulit.

Hal itu tidak berlaku untuk Sunarno, seorang ayah asal Kelurahan Mojoroto, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri yang mengarahkan minat bakat anaknya di dunia pewayangan. Walhasil, putranya yakni Madjid Pandjalu kini menjadi seorang dalang cilik yang sudah tampil di berbagai pentas.

Bacaan Lainnya

Pria yang kerap disapa Narno itu mengatakan, tak hanya mengarahkan, Madjid memang sudah tertarik di dunia pewayangan sejak usianya 3 tahun. Saat itu juga ia memberikan pemahaman tentang wayang.

“Karena saya seneng wayang, ya saya fasilitasi bikinkan wayang meskipun terbuat dari kardus cepat rusak,” kata Sunarno, ayah Madjid, saat ditemui dirumahnya, Senin (7/11/2022).

Menurut Sunarno, ketertarikan Madjid terhadap wayang kian hari kian besar, untuk menguatkan minatnya itu, ia sering mengajak Madjid menonton Youtube pagelaran wayang. “Proses penguatannya dari situ (youtube),” ujar laki-laki yang berprofesi sebagai dosen di IAIN tersebut.

Untuk memperkaya pemahaman budaya Madjid, Sunarno tak hanya mengajarkan putranya memainkan tokoh-tokoh pewayangan saja, namun juga memberikan tokoh lain seperti superhero, alam, dan lain sebagainya.

“Ada perkembangan lebih itu, saat lima tahun Madjid sudah bisa membaca. Tertarik ide akan benda ruang angkasa, dibikin pentas wayang planet, buah dari hasil pemikiran Madjid,” tuturnya.

Lebih lanjut wayang planet tersebut dipentaskan di lingkungan sekolahnya.

Pementasan Madjid ini sering dilakukan kepada setiap komunitas-komunitas antar kota Jombang, Bojonegoro, ataupun Karisidenan Kediri.

Sementara itu, Madjid mengaku masih tertarik dan bercita-cita menjadi dalang profesional di masa yang akan datang. Saat ditanya terkait tokoh-tokoh pewayangan, dia lebih menyukai sosok Hanoman dan Gatotkaca.

“Suka wayang hanoman karena berhati suci, kalau yang lain gatotkaca karena berotot kawat balung besi,” kata Madjid.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *