Ini Jawaban Menohok dari Suami Ning Imaz untuk Eko Kuntadhi

metaranews.co
Eko Kuntadhi (Istimewa)

Metaranews.co, Kediri- Adanya pertemuan antara pegiat media sosial (medsos) dengan pengurus Ponpes Lirboyo Kediri, Gus Rifqil, suami Ning Imaz pun buka suara. Ia menyatakan sempat marah ke Eko Kuntadhi karena cuitan twitter Eko Kuntadhi.

“Terus saya bilang, koyone aku raiso sabar (kayaknya saya gak bisa sabar,red). Coba sekarang kita yang laki-laki disini saya balik semua ke njenengan, sebagai seorang laki-laki sebagai seorang suami. Yang disitu istrinya dihina, dicaci maki sedemikian rupa dalam kondisi hamil tentunya perasaan kita sudah meledak-ledak,” terang Gus Rifqil.

Bacaan Lainnya

Ia menerangkan sempat emosi karena Ning Imaz sedang dalam kondisi hamil. Bahkan, juga mendapatkan hinaan seperti yang diposting Eko Kuntadhi di twitter. Gus Rifqil semakin emosi ketika ada pembandingan tentang suami atau laki-laki yang samakan dengan Sambo dan Will Smith yang menampar Chris Rock karena menghina istrinya. Bully-an yang terlanjur terjadi di media sosial tersebut membuat Gus Rifqil emosi.

“Kalau ditanya dengan beberapa bully-an yang ada di media sosial yang mengatakan lelaki macam apa, suami seperti apa, yang bahkan membandingkan sambo dan chris rock yang menampar will smith eh kebalik will smith yang menampar chris rock atau sambo ketika melakukan itu,” kata Gus Rifqil.

Ketika emosi seperti itu, Gus Rifqil berusaha menenangkan diri dan mencoba mencari tahu siapa sosok Eko Kuntadhi. Hingga, ia mendapatkan informasi bahwa Eko Kuntadhi dekat dengan Guntur Romli, politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Sehingga, ia meminta Guntur Romli mempertemukan dengan Eko Kuntadhi. Walhasil pertemuan itu menghasilkan enam poin penting antara Ponpes Lirboyo dengan Eko Kuntadhi. Gus Rifqil pun menjawab dengan elegan dan penuh ketenangan. Ia menyampaikan bahwa untuk tabayyun memerlukan kepala yang dingin dan contoh perilaku dari ulama.

“Saya pikir semua laki-laki di dunia ini ketika istrinya dihina apalagi dengan kondisi yang hamil saya pikir semua emosi, tapi bagaimana kita mengelola emosi kita tetap menggunakan akal pikiran yang sehat. Dan juga saya mencontoh oleh para masyayikh kita, para guru kita. Wabilkhusus masyayikh dari Lirboyo, saya juga mencontoh apa yang dilakukan Simbah Maimun Zubair ketika ada yang orang menghinanya kemudian sowan ke Sarang memaafkan, juga gus mus dan beberapa yang lain. Dan kemudian dari tokoh-tokoh dan ulama, para masyayikh sekali lagi, akhirnya kita sepakat dengan kesepakatan tadi. Mungkin saya perjelas disini kalau bilang saya tidak emosi, sebagai manusia biasa, sebagai seorang suami, sebagai seorang calon ayah, saya jelas emosi. Tapi saya mencoba menggunakan akal dan menggunakan adab. Akhlak yang baik, mungkin itu tambahan dari saya,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *