Kisah Didin Saputro, dari Sarjana Beasiswa Bidikmisi hingga Sukses Bangun Wisata Desa

metaranews.co
Didin Saputro, alumnus Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (UB) yang membangun wisata Gua Jegles, Desa Keling, Kecamatan Kepung. (dok)

Metaranews.co, Kediri- Wisata Gua Jegles di Desa Keling, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri punya daya tarik tersendiri. Wisata yang masih cukup anyar di Kediri ini telah viral di berbagai media sosial. Karena pemandangan gua dengan beberapa arung kuno di desa itu memikat para wisatawan nasional. Apalagi suasana yang sangat asri di Desa Keling tersebut membius para wisatawan untuk istirahat dari kepenatan aktivitas.

Gagasan  membuat desa wisata itu tak terlepas dari tangan Mochammad Didin Saputro dan sang Kepala Desa Keling, Gus Rofi. Berbekal ilmu jurnalistik, ia terus mendalami sejarah dan budaya di Desa Keling untuk dikemas sebagai gagasan wisata yang layak untuk disambangi para wisatawan.

Bacaan Lainnya

Mimpi membangun desa ini berawal dari keinginnya untuk menjadi seorang sarjana. Meskipun kondisi orangtua dalam keterbatasan ekonomi, gelar wisuda Sarjana Pertanian sukses diraihnya. Hingga mengabdikan diri untuk kampung halaman menjadi penggerak wisata di Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri.

Didin mengaku tak menyangkal bakal menjadikan dirinya seperti itu. Berasal dari tamatan pendidikan Sekolah Menengah Kejujuran (SMK), punya kesempatan  memasuki pendaftaran kuliah melalui beasiswa tahun 2012.

“Tahu sendiri lah, dari keluarga gak bisa menguliahkan, dan ingin kerja. Namun ada kesempatan untuk daftar kuliah melalui SNMPTN beasiswa Bidikmisi,” kata pemuda yang lahir pada 26 Mei 1994.

10 tahun silam itu juga pertama kali adanya program Beasiswa Bidikmisi. Sebagai lulusan SMK, Didin merasa minder karena harus bersaing dengan tamatan SMA.

“Alhamdulilah bisa lolos ke Fakultas Pertanian Brawijaya Malang,” lanjut Didin.

Perjuangannya tak hanya itu, masa-masa kuliah diakui cukup sulit mengingat harus menanggung biaya semester sendiri, selain biasa uang saku beasiswa. Berdagang pun dilakoninya untuk menambah uang saku pembiayaan lain-lain menuju sarjana.

Didin menyebut mempunyai visi yang mengharuskan menjadi seorang sarjana, terkait mahasiswa penerima Bidikmisi bisa mengabdi ke negara atau daerah. Sehingga ada suatu tekad kuat setelah lulus wisuda sarjana ingin membangun desa kampung halaman.

“Akhirnya setelah lulus wisuda Sarjana bertekad menetap di Kediri. Gak ingin memantau ke luar daerah, meskipun beberapa teman kuliah pergi ke Sumatera, Kalimantan, bekerja sesuai jurusan pertanian” ujarnya.

Pada akhirnya tahun 2015, Didin menyelesaikan kuliah selama 3,5 tahun. Dan sementara menganggurkan diri atau tanpa pekerjaan tetap, selama satu tahun sampai 2016, sebab sejumlah lowongan pekerjaan berada di luar daerah seperti Sumatera dan Kalimantan.

Selama setahun itu, Ia mengembangkan diri ke komunitas terkait cara bagaimana bermedia sosial. Hingga tahun 2017 melamar pekerjaan profesi wartawan di Kediri. Tidak terlepas dari promosi daerah.

“Memberitakan terkait isu-isu pembangunan daerah, kebudayaan, Cagar Budaya, kesenian, selama hampir 4 tahun,” jelasnya.

Lanjut tahun 2021, melepaskan profesi seorang wartawan memulai rintisan mengembangkan desa wisata sebagai Pokdarwis desa keling. Dari usaha tersebut hingga pada akhirnya ditarik menjadi perangkat desa.

Menurut Didin, motivasi menjadi sarjana itu pengetahuan dan pemikiran dapat berkembang luas. Kemudian berpikir kritis kepada suatu hal, selama berproses menjadi seorang mahasiswa.

“Menjadi sarjana harus kreatif inovatif, jangan hanya menjadi sarjana tujuannya hanya bekerja. Namun harus juga bisa mengabdi ke daerah,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *