Metaranews.co, Kediri- Kenaikan bahan bakar minyak (BBM) dinilai akan meningkatkan ketimpangan di Indonesia. Dikarenakan, akan menurunkan daya beli masyarakat. Berdasarkan survei lembaga keuangan Swiss, Credit Suisse, 1 persen orang terkaya di Indonesia menguasai 49,3 persen kekayaan nasional.
Pada peringkat pertama ditempati Rusia yang mencapai 74,5 persen. Selanjutnya, negara India menjadi peringkat kedua negara tertimpang dengan 58,4 persen. Lalu disusul oleh Thailand yang mencapai 58 persen. Dan Indonesia sebanyak 49,3 persen.
Ketimpangan kekayaan antara orang kaya dan miskin di Indonesia termasuk paling buruk di dunia. Berdasarkan survei lembaga keuangan Swiss, Credit Suisse, 1 persen orang terkaya di Indonesia menguasai 49,3 persen kekayaan nasional. Kondisi ini hanya lebih baik dibanding Rusia, India, dan Thailand.
Berdasarkan laporan dari Badan Pusat Statistik, per Maret 2016 Indek Gini Ratio di Indonesia berada di angka 0,397. Meski mengalami penurunan, tingkat ketimpangan tersebut masih jauh dari target pemerintah. Pada 2019, pemerintah menargetkan nisbah Gini turun hingga 0,36. Besarnya kesenjangan juga terlihat pada penguasaan orang-orang kaya di sektor perbankan. Dana bank di Indonesia didominasi oleh pemilik rekening di atas Rp 2 miliar. Meskipun hampir 98 persen jumlah rekening di bank dimiliki oleh nasabah dengan jumlah tabungan di bawah Rp 100 juta.