Mencicipi Seduhan Kopi Luwak Borobudur yang Bercitarasa Tembakau

Pengunjung Kopi Luwak di Pawon Luwak Coffe melihat biji kopi Luwak yang sedang di jemur (Anis/Metara)

Metaranews.co, Magelang – Kabupaten Magelang tak hanya terkenal dengan Candi Borobudur dan Gunung Merapi saja, namun juga menyimpan segudang potensi alam yang luar biasa, salah satunya adalah Kopi Luwak.

Salah satu destinasi kopi yang wajib dicoba adalah Kafe Pawon Luwak Kopi yang terletak di Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.

Bacaan Lainnya

Di kafe ini, kamu tak hanya disuguhkan kopi, namun diperlihatkan juga cara pembuatan dari awal hingga siap minum.

Selain itu kamu juga bisa melihat secara langsung hewan Luwak yang sudah jinak di kandang.

Pemilik Pawon Luwak Kopi Prana Aji, mengatakan kafe miliknya selalu ramai pengunjung di akhir pekan. Disana pengunjung banyak belajar tentang kopi luwak.

“Kita tidak hanya jualan disini namun ada edukasi tentang Kopi Lueak dan cara pembuatan,” kata Aji, saat ditemui metaranews.co, Jumat (21/10/2022).

Dia mengatakan secara fisik bijih kopi Luwak terlihat sama seperti bijih kopi biasa. Namun secara prosesnya pengolahan langsung dari prongkolan bijih kopi asli hasil konsumsi hewan Luwak, dicuci, dibersihkan, dijemur, dan diroasting.

“Jadi kita memang mengambil dari prongkolan asli,” jelasnya.

Menurutnya kopi luwak ini berasa lebih rendah kadar asam dan kafein, secara rasa juga lebih lembut dan tidak terlalu pahit.

Pawon Luwak Kopi berada sejak tahun 2013 silam, sudah sekitar 9 tahun berdiri. Saat ini penjualan kopi luwak miliknya dalam satu bulan sekitar 60 – 70 kilogram.

Adapun penjualan tersebut sudah mendapatkan respon permintaan dari luar negeri seperti Kuala Lumpur Malaysia, Kanada, Rusia, dan Eropa Timur.

“Hanya by order, yang pernah kesini beberapa sudah menjadi langganan. Tapi tidak bisa disebut ekspor juga,” tutur Aji.

Aji menerangkan ada perbedaan rasa produk kopi luwak miliknya, dibandingkan produk yang ada di sejumlah daerah lain.

Menurutnya karakter daerah tersebutlah menjadi unggulan, Kecamatan Borobudur memiliki cita rasa tembakau.

“Jadi cita rasa bijih kopi ini menyerap aroma sekitar, kalau di Temanggung ada rasa tembakau. Kalau ini perbatasan Temanggung – Wonosobo, jadi juga lebih terasa aroma tembakau,” jelasnya.

Harganya pun bervariasi, tergantung jenis kopi luwak yang diinginkan. “Per pack 100 gram ada yang Robusta Rp250.000, dan Arabika Rp400.000,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *