Nasdem Nilai Pemkot Kediri Masih Ngambang Soal Titik Pembangunan Tol Kediri – Tulungagung

Anggota Komisi A DPRD Kota Kediri dari Partai Nasdem, Coirudin Mustofa (Anis Firmansyah/Metara)

Metaranews.co, Kediri – Anggota Komisi A, DPRD Kota Kediri dari Partai Nasdem, Choirudin Mustofa menyoroti belum pastinya titik pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Tol Kediri – Tulungagung. Menurutnya pihak terkait perlu segera menetapkan lokasi agar tidak menimbulkan gejolak di masyarakat.

“Beberapa kali statement dari pemerintah daerah juga masih ngambang, sampai sekarang pun masih dalam kajian pihak ITS, dan deadline masih akhir November ini,” kata Mustofa, saat ditemui metaranews.co usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Kantor DPRD Kota Kediri, Senin (7/11/2022).

Bacaan Lainnya

Selain itu, pria yang kerap disapa Tofa itu juga meminta Pemerintah Kota Kediri mengkaji apa yang harus dilakukan usai pembangunan proyek selesai dan dampak dari pembangunan itu sendiri.

“Kita juga perlu tahu dampak pembangunan tersebut. Sehingga kita tahu langkah-langkah apa yang seharusnya dilakukan,” jelas anggota Fraksi Nasdem ini.

Dia berharap usai pembangunan proyek tol Kediri-Tulungagung nanti, selain dapat memajukan sektor ekonomi. Juga tidak melupakan dampak sosial atau lingkungan pasca pembangunan.

“Jangan sampai Kota Kediri tidak mendapatkan manfaat dari pembangunan tol ini,” tambahnya.

Dari sekian penjelasan RDP tersebut, sekilas dijelaskan langkah strategis program jangka panjang usai pembangunan. Bahwa nanti seperti apa daerah yang dekat dengan pembangunan tol.

Sekilas disampaikan ada proyeksi sebagai kawasan industri, kemudian juga wisata, UMKM dan sebagainya. “Sudah sedikit dipaparkan, namun kita belum mendapatkan datanya,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumya, hingga saat ini titik pembangunan Tol Kediri – Tulungagung belum ditentukan, padahal patok sudah banyak terpasang.
Kendati demikian pembangunan tol kemungkinan akan dilakukan di 8 kelurahan di Kota Kediri yakni Kecamatan Kota, Kelurahan Semampir, Bujel, Sukorame, Pojok, Mrican, Gayam, Ngampel, dan Mojoroto, dengan jumlah warga terdampak sebanyak 1056 Kepala Keluarga.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *