Metaranews.co, News – Sindikat jual beli ginjal telah terungkap, dan dalam prosesnya terungkap beberapa fakta yang sangat mengejutkan. Tidak main-main, jaringan ini bahkan melakukan transaksi lintas negara, termasuk dengan Kamboja, yang tentu saja melibatkan sejumlah proses dengan beberapa instansi.
Mengutip Suara, berikut adalah lima fakta menarik terkait sindikat jual beli ginjal yang patut Anda perhatikan:
-
Terlibatnya Oknum Aparat
Fakta pertama yang mengejutkan adalah ada dua oknum anggota instansi dari 12 orang yang ditangkap terlibat dalam sindikat ini. Satu anggota Polri dan satu petugas imigrasi terlibat dalam kegiatan ilegal ini.
Oknum anggota Polri bertugas membantu tersangka agar tidak terdeteksi dengan berbagai cara, sementara petugas imigrasi bertanggung jawab untuk memalsukan surat rekomendasi perjalanan ke luar negeri bagi para korban. Dengan bantuan mereka, korban dan pelaku dapat melakukan perjalanan dan kejahatan mereka tanpa terdeteksi selama ini.
-
Harga Satu Ginjal Mencapai 200 Juta Rupiah
Transaksi ini melibatkan jumlah uang yang sangat besar. Untuk mendapatkan satu ginjal, korban akan menerima uang senilai 200 juta rupiah. Namun, uang tersebut kemudian dipotong sebesar 65 juta rupiah oleh tersangka sebagai biaya akomodasi, paspor, dan biaya rumah sakit.
Informasi dari para korban atau donor ginjal menunjukkan bahwa penerima ginjal berasal dari berbagai negara seperti India, China, Malaysia, dan Singapura. Ini menandakan kemungkinan adanya sindikat internasional yang lebih besar di balik jaringan ini.
-
Korban Dipilih dari Media Sosial
Sindikat ini mencari korbannya melalui jaringan media sosial. Mereka menggunakan Facebook untuk mengajak korban bergabung dalam dua grup komunitas, yaitu Donor Ginjal Indonesia dan Donor Ginjal Luar Negeri. Selain itu, sindikat ini juga memanfaatkan informasi dari mulut ke mulut.
Setelah berhasil mendapatkan korban, sindikat ini kemudian memalsukan perjalanan internasional dengan alasan family gathering. Dengan dalih acara perusahaan, mereka berhasil membawa sejumlah korban bersama dengan anggota sindikat.
-
Korban Berasal dari Kalangan Ekonomi Rentan
Berdasarkan data yang ada, mayoritas korban berasal dari kalangan ekonomi yang rentan. Mereka adalah orang-orang yang terdesak oleh kondisi ekonomi, terutama dampak pandemi Covid-19 yang melanda selama beberapa tahun terakhir.
Bahkan ada korban dengan tingkat pendidikan S2 yang rela menjual ginjalnya karena menghadapi kesulitan mencari pekerjaan akibat pandemi.
-
Operasi Dilakukan di Kamboja
Setelah mencapai Kamboja, korban ditempatkan di rumah sakit milik pemerintah setempat. Mereka diobservasi selama sekitar satu minggu sebelum akhirnya bertemu dengan penerima ginjal. Baru setelah pertemuan tersebut, operasi pengambilan ginjal dilakukan.
Artikel ini mengungkapkan fakta yang sangat mengejutkan tentang sindikat jual beli ginjal lintas negara ini. Pengungkapan sindikat semacam ini penting untuk memberantas kejahatan ini dan melindungi potensi korban yang rentan dari eksploitasi yang tidak manusiawi.