Situs Batik Madrim Masuk Kategori WBTB, Bakal Dilestarikan?

Situs Batik Madrim
Caption: Lokasi Situs Batik Madrim di Desa Bulusari, Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri. Doc: Anis/Metaranews.co

Metaranews.co, Kediri- Keberadaan lokasi yang biasa dikenal masyarakat sebagai Situs Batik Madrim di Desa Bulusari Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri, rupanya pernah dikunjungi Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, Jawa Timur (sekarang Balai Pelestarian Kebudayaan).

Kepala Bidang Sejarah dan Purbakala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri Eko Priatno mengatakan, berdasarkan reset yang dilakukan oleh BPK situs tersebut dikategorikan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).

Bacaan Lainnya

“Ketika dilakukan survei bersama BPCB, Situs Batikmadrim lebih kuat ke WBTB, sebagai warisan budaya tak benda. Itu yang lebih kuat disitu,” kata Kepala Bidang Sejarah dan Purbakala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri Eko Priatno, Rabu (25/1/2023).

Eko menjelaskan alasan WBTB itu karena secara fisik temuan sejumlah batu batu kuno sudah teraduk. Batu bata berwarna merah teraduk dengan genteng yang sudah pecah berserakan di lokasi situs.

Sedangkan cerita rakyat sebagai jejak atau petilasan patih Batikmadrim, dikatakan Eko lebih kuat. Tanpa ada peninggalan yang berupa fisik, menandai kebenaran cerita rakyat tersebut.

Apalagi tokoh Batikmadrim sendiri juga bukan tokoh sejarah, dalam konteks budaya. Batikmadrim dikenal sebagai tokoh legenda dalam tradisi Jawa.

“Budaya itu ada 2 jenis yakni berupa materi bersifat kebendaan disebut Cagar Budaya. Kemudian benda tak berwujud tapi bisa dilihat, diketahui, dan dipelajari itu WBTB. Seperti foklor, legenda, keseneian, adat, pngetahuan tradisional,  dan sebagainya tanpa belum tau kebenarannya,” paparnya.

“Legenda tokoh sejarah dan sebagainya yang lebih kuat. Maka Situs Batikmadrim sendiri, tetap layak dijadikan kearifan lokal,” tambah Eko.

Lebih lanjut terkait kepemilikan lahan Situs Batikmadrim, Eko membenarkan saat ini sudah berpindah tangan ke pengelola proyek pembangunan Bandara.

Namun dari infirmasi yang didapatkan, menurut Eko lokasi tersebut bakal dilestarikan sebagai simbol budaya Kabupaten Kediri.

“Pihak bandara juga mengetahui potensi ,(budaya) tersebut. Mereka juga punya arkeolog yang sudah juga berkomunikasi dengan BPCB Trowukan,” tukasnya.

Sementara itu, Kasi Kesra Pemdes Bulusari Muhammad Syaikhu Ali Imron, membenarkan kepindah pemilikan lahan atas tempat yang dipercaya masyarakat sebagai situs kuno peninggalan Batikmadrim.

Pria yang akrab disapa Syaikhu itu, menjelaskan tidak tahu pasti kapan awal situs Batikmadrim ditemukan. Namun situs itu diketahui dan dipercaya turun menurun dari orang tua terdahulu Desa setempat.

Bentuk lokasinya sendiri, situs Batikmadrim hanya terdapat tetumpukan batu bata merah di area persawahan. Sebagian batu bata tersebut dikumpulkan dibawah pohon besar, yang dipercaya sebagai petilasan putih besar Batikmadrim pada jamannya.

Warga pun menilai kawasan situs Batikmadrim itu masih terkenal wingit (angke), banyak kejadian aneh diluar nalar. Masih kata Syaikhu, sejumlah orang berkunjung pun datang untuk melakoni hal spiritual.

“Khususnya para orang tua masih mempercayai tempat wingit. Situs ini sudah sejak lama ada, sejak orang tua terdahulu. Ada saja orang berkunjung untuk melakukan aktivitas spiritual,” tukasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *