Metaranews.co, Kediri – Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana tingkatkan daya saing bunga rosella dengan menggelar kompetisi olahan minuman berbahan dasar rosella dalam rangka HUT Kabupaten Kediri ke-1218. Bunga yang awalnya hanya diproduksi sebagai teh dan obat-obatan ini akan dicetak sebagai komoditas utama Kabupaten Kediri.
Dengan adanya kompetisi tersebut, muncul beberapa varian olahan berbahan dasar rosella dengan tampilan yang mempunyai daya jual tinggi. Terbukti, dengan cita rasa dan tampilan yang cocok disajikan untuk restoran maupun kafe.
Bunga yang banyak ditanam dan diproduksi di lereng Gunung Wilis ini, kata Mas Dhito masih minim peminat. Sehingga perlu diadakan kompetisi semacam ini. Hal ini disampaikannya dalam sambutan yang dibacakan oleh Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Mamiek Amiyati, dalam kompetisi yang diadakan di area Wisata Air Terjun Dolo pada Minggu 27 Maret 2022.
“Dengan kompetisi ini akan dapat memunculkan berbagai variasi minuman berbahan dasar rosella dengan cita rasa dan khasiat yang tinggi sehingga dapat meningkatkan daya saing yang tinggi terhadap minuman-minuman yang lainnya,” kata Mas Dhito dalam sambutannya.
Tidak kalah penting dari semua itu, lanjut Mas Dhito, menjaga keberlanjutan rosella mulai dari budidaya yang baik, peningkatan produktivitas, pengolahan hasil, pengemasan dan penyajian, hingga pemasaran yang dapat meningkatkan nilai ekonomi, dan pendapatan serta kesejahteraan masyarakat.
Mas Dhito juga meminta kepada instansi terkait untuk melakukan pendampingan dan pembinaan secara kontinue dan terprogram kepada petani maupun produsen hingga pelaku umkm dan barista olahan resella tersebut.
“Saya instruksikan kepada dinas dan instansi terkait untuk terus melakukan pendampingan dan pembinaan secara kontinue dan terprogram sehingga proses produksi hingga pemasaran rosella ini dapat ditingkatkan,” ujarnya.
Terpisah, Mamiek mengatakan kompitisi ini memang ditujukan untuk menggaungkan kembali rosella karena telah lama kurang diminati oleh masyakat.
Pihaknya juga menjelaskan, pelaku UMKM selama ini juga sudah mulai dibekali pelatihan olahan Rosella ini. Terbukti salah satu pelaku UMKM binaan Pemerintah Kabupaten mendapatkan juara 3 dalam kompitisi tersebut.
“Tadi ada Ibu Yayuk yang mendapatkan juara 3 yang tak kalah dengan barista dari kafe-kafe. Beliau berasal dari UMKM,” tuturnya.
Mamiek menambahkan, pelaku UMKM seperti Ibu Yayuk tersebut sudah dipilihnya sebanyak 20 orang untuk didampingi. Pemilihan 20 orang ini menurut Mamiek melewati beberapa tahapan. Utamanya adalah naluri dan kreatifitas dalam olahan rosella tersebut.
Sedangkan, salah satu juri konpetisi olahan rosella, Abdul Rosyid Faqih, mengatakan potensi pelaku UMKM ini cukup besar. Bahkan variasi resep dari 25 peserta itu cukup membuatnya kesulitan dalam menilai karena sama-sama memiliki keunikan dan rasa yang memuaskan.
“Jadi sangat posible (mungkin) sekali untuk dikembangkan ke next levelnya. Dimana produk dari 25 peserta ini masing-masing membawa resepnya sendiri. Ada yang bahannya aneh-aneh, ada juga yang rasanya unik,” katanya.
Dirinya berharap agar pelaku UMKM rosella ini untuk terus giat membuat resep baru dan terus mencoba pengembangan rosella agar dikenal masyarakat luas.(E2)