Pilu Warga Terdampak Limbah di Kediri yang Bergantung pada Galon Isi Ulang, Habiskan Jutaan Rupiah!

Kediri
Caption: Kondisi salah satu sumur warga Desa Plosolor, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, yang diduga tercemar limbah padat sisa pemrosesan tebu, Rabu (9/4/2025). Doc: Metaranews.co

Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Sebanyak 18 rumah warga di Kabupaten Kediri merasakan dampak pencemaran limbah yang diduga berasal dari blotong, limbah padat sisa pemrosesan tebu, yang dibuang di lahan Hak Guna Usaha (HGU) milik sebuah perusahaan gula.

Akibatnya, warga terdampak di Desa Plosolor, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mengalami krisis air bersih, sumber daya vital bagi kehidupan sehari-hari.

Bacaan Lainnya

Pantauan METARA di salah satu lokasi terdampak menunjukkan kondisi sumur warga yang tercampur limbah berwarna cokelat kehitaman, dengan aroma menyengat menyerupai karat.

Kondisi ini membuat air sumur tersebut tidak layak untuk dikonsumsi.

“Biasanya malah jernih. Sumur di rumah saya ke dalamannya kurang lebih ada empat sampai lima meter, namun ya masih tetap cokelat saja airnya,” kata Sugiono, salah satu warga Desa Plosolor, Rabu (9/4/2025).

Sugiono menjelaskan bahwa kondisi ini mulai dirasakan dirinya dan tetangga sejak Januari 2025. Sayangnya, hingga saat ini belum ada tindakan nyata untuk mengatasi permasalahan limbah ini.

Untuk memenuhi kebutuhan air minum dan memasak, warga terdampak terpaksa bergantung pada pembelian air galon isi ulang dengan harga Rp 5.000 per galon.

Sementara untuk keperluan mandi dan mencuci, mereka terpaksa menumpang ke sumur milik warga lain yang tidak tercemar atau melakukan pengeboran sumur baru.

“Kalau saya sehari bisa habis tiga sampai empat air galon isi ulang. Jadi sampai sekarang bisa dikalkulasikan saya sudah habis kisaran Rp 5.000.000 hingga saat ini. Belum juga biaya pengeboran,” jelas Sugiono.

Ia pun berharap pemerintah segera memberikan solusi untuk membantu masyarakat terdampak, terutama dalam mendapatkan kembali akses air bersih yang layak.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kediri, Putut Agung Subekti, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah turun langsung ke lokasi terdampak pada Selasa (8/4/2025).

Kedatangan DLH Kabupaten Kediri tak sendiri. Mereka turut didampingi pihak PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) MKSO Tebu Kebun Dhoho, yang sebelumnya dikenal sebagai PTPN I Regional IV Kebun Dhoho.

“Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh tim fungsional pengawas lingkungan kemarin, telah memverifikasi dan mengumpulkan informasi pencemaran air sumur warga Desa Plosolor, Plosoklaten, serta pengambilan sampel untuk di lab,” ujar Putut.

Hingga saat ini, DLH Kabupaten Kediri belum dapat memberikan langkah atau jawaban pasti terkait keresahan warga Plosolor. Pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium dari Mojokerto.

“Ya kami juga masih menunggu hasil laboratorium di Mojokerto. Jadi kami belum bisa mengambil langkah, tapi yang pasti air ini tak layak konsumsi. Kita tunggu saja hasilnya,” terang Putut.

Lebih lanjut, Putut menjelaskan bahwa hasil laboratorium diperkirakan akan keluar dalam waktu dua minggu setelah sampel diterima. Oleh karena itu, ia meminta warga untuk bersabar menunggu hasil tersebut.

“Kita tetap akan koordinasi dengan masyarakat terdampak bilamana hasil yang masih dalam proses pemeriksaan sudah keluar, baru nanti kita ambil keputusan,” pungkasnya.

Pos terkait