Bahaya Kecanduan Konten Pornografi, Merusak Otak Secara Perlahan

pornografi
Ilustrasi orang yang mulai kecanduan konten pornografi. (Pexels)

Metaranews.co, KesehatanMasih suka konsumsi konten pornografi? Jika masih, sebaiknya sudah dari sekarang sebelum kecanduan.

Semakin mudahnya akses, semakin bahaya juga jika tidak di kontrol. Apa saja yang kita lihat setiap hari, bermanfaat atau tidak?

Bacaan Lainnya

Seperti salah satu contoh nyata ialah konten pornografi. Sudah lumrah, jika akses konten ini banyak beredar, bahkan sudah punya tempat di masyarakat.

Hal ini jika terus dilakukan akan berbahaya, kecanduan dan tidak akan berhenti. Karena sejatinya konten pornografi berdampak buruk bagi kesehatan pengakses.

Bagaimana Konten Pornografi dapat Merusak Otak?

pornografi
Ilustrasi orang yang mulai kecanduan konten pornografi. (Pexels)

Dari total pencarian dengan semua kata kunci di internet, 25 persennya atau sekitar 68 juta setiap harinya terkait dengan pornografi. Hal ini dapat dijadikan acuan pernyataan bahwa manusia di era internet sangat mudah atau bahkan sudah menjadi pecandu konten porno di internet.

Sebuah penelitian mengungkap, bahwa menonton film porno bisa berdampak buruk bagi kesehatan otak.  Peneliti di Jerman menemukan bahwa terlalu sering atau rutin menonton film atau video porno bisa membuat volume otak di striatum mengalami penyusutan.  Striatum adalah area di otak yang berhubungan dengan motivasi.

Saat menonton film porno, produksi dopamin akan meningkat sehingga membuat suasana hati senang.  Namun, jika terlalu sering justru bisa menurunkan kepekaan otak terhadap rangsangan seksual.

Otak akhirnya membutuhkan lebih banyak dopamin untuk terangsang secara seksual.  Dengan begitu, seseorang akan memiliki keinginan lebih untuk menonton film porno.

Penelitian Membuktikan

Menurut penelitian yang dipublikasikan di JAMA Psychiatry pada tahun 2014, menonton pornografi secara teratur dapat menumpulkan respons terhadap rangsangan seksual dari waktu ke waktu.

Sementara itu, menurut sebuah studi tahun 2011 yang diterbitkan dalam Psychology Today, jika terlalu sering menonton film porno, pria atau wanita akan membutuhkan pengalaman seksual yang lebih ekstrim untuk bisa terangsang.

Mereka akan sulit terangsang jika hanya melakukan hubungan seksual biasa.  Peneliti menyimpulkan, pornografi bisa membuat generasi muda putus asa di ranjang.

Ahli Bedah Otak dari AS, Dr. Donald Hilton Jr., mengatakan bahwa pornografi sebenarnya adalah penyakit, karena dapat mengubah struktur dan fungsi otak, atau dengan kata lain merusak otak.

Perubahan fisiologis terjadi ketika seseorang memasukkan gambar-gambar porno melalui mata ke dalam otaknya.  Mark Kastelmen memberi nama pornografi visual kokain atau narkoba melalui mata.

Merusak Otak

Bagian otak yang paling banyak mengalami kerusakan adalah pre-frontal cortex (PFC) yang membuat seseorang sulit merencanakan, mengendalikan nafsu dan emosi, serta mengambil keputusan dan berbagai peran eksekutif otak sebagai pengendali impuls.

Jika kecanduan narkoba dapat merusak tiga bagian otak, maka penggunaan pornografi atau kecanduan secara terus menerus dapat merusak lima bagian otak.

Dalam sebuah penelitian, seorang peneliti mengatakan bahwa lebih sulit untuk menghilangkan kecanduan konten pornografi (terutama dari internet), dibandingkan dengan kecanduan narkoba.

Ketika seseorang sudah menjadi pecandu konten pornografi, maka ada protein yang terbentuk secara alami di dalam tubuhnya, yang disebut DeltaFosB.  Akumulasi DeltaFosB inilah yang akhirnya memicu perubahan di otak secara perlahan.

Pernyataan senada juga datang dari ahli saraf dari University of California, Dr. Gary Lynch yang mengatakan bahwa ketika sebuah adegan porno ditangkap oleh mata manusia, maka secara otomatis akan merespon dan diteruskan ke lapisan struktur di otak.

Hanya dengan melihat konten atau video porno dalam waktu setengah detik, maka dalam waktu lima sampai sepuluh menit akan menghasilkan perubahan struktural yang dapat merusak otak. Inilah mengapa video porno bisa merusak otak.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *