Pegiat Sejarah, Pemda hingga Anggota Dewan Dukung Usulan Gelar Pahlawan KH Machrus Aly

KH Machrus Aly (Istimewa)

Metaranews.co, Kediri – Usulan gelar pahlawan untuk KH Machrus Aly salah satu tokoh Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri terus didengungkan oleh para penggiat sejarah dan budaya, serta anggota dewan baik di Kota Kediri maupun di DPD Jawa Timur.

Usulan tersebut hingga hari ini masih digodok dan mencari dukungan dari sejumlah pihak yang ada di Kota Kediri.

Bacaan Lainnya

Anggota DPRD Jawa Timur Erjik Bintoro mengatakan, saat ini dirinya bersama keluarga besar Pondok Pesantren Lirboyo tengah membentuk panitia usulan bersama pegiat sejarah dan budaya di Kediri. Nantinya jika sudah terbentuk usulan pemberian gelar pahlawan tersebut akan diteruskan ke Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

“Ini sedang dibentuk panitia usulan, sementara masih ada dukungan dari Dinas Sosial yang mewakili Pemkot Kediri,” jelas Erjik, Kamis (10/11/2022).

Menurut Erjik, usulan KH Machrus Aly perlu melalui beberapa tahapan sebelum nantinya dinobatkan sebagai tokoh pahlawan.

Pertama bakal dibentuk panitia pengusul, kemudian adanya dukungan dari pemerintah kota, Gubernur, tokoh masyarakat, dilanjutkan ke Kementrian Sosial.

Kemudian ada tahapan seminar tingkat nasional yang mendatang sejarawan nasional. “Itu pengalaman saya dulu mengusulkan Pak Moestopo, poin pengusulan yang terpenting bahwa beliau itu memang terlibat dan berkiprah besar di kemerdekaan,” tuturnya.

“Kalau Kiai Mahrus kan memang berkiprah, banyak saksi. Itu nanti yang akan dikaji oleh sejarawan. Hingga ditentukan lolos. Ini panitia pengusulan sudah mulai terbentuk,” lanjutnya.

Sementara itu, Budayawan sekaligus pegiat sejarah, Imam Mubarok mengatakan beberapa peran KH Machrus Aly dalam kemerdekaan Republik Indonesia diantaranya adalah pelucutan senjata di Kompitai DAI Nipon di Kediri tepatnya di sekitar Jalan Brawijaya Kota Kediri.

Dalam pelucutan senjata itu, KH Machrus Aly mengkomandoi 440 Santri Lirboyo bersama dengan Mayor Machfud dan Raden Abdul Rachim Pralatikrama.

Gus Barok juga mengatakan, penyerbuan itu diawali ketika KH Mahrus Aly menunjuk salah satu santri yang bernama Syafi’i Sulaiman untuk menyusup ke Markas DAI Nipon.

“Salah satu santri Kyai Mahrus berhasil masuk dan memantau keadaan markas Nipon, lalu melaporkannya kepada Kyai Mahrus, kemudian pasukan santri berangkat melakukan invasi yang kemudian membuahkan kemenangan hanya dalam kurun waktu 3 jam,” jelas pria yang kerap disapa Gus barok itu saat menjadi pemateri peringatan hari pahlawan, nampak tilas Kiai Mahrus Aly Ponpes Lirboyo dalam pertempuran mempertahankan kemerdekaan RI 10 November 1945, Kamis (10/11/2022).

Dia melanjutkan, perjuangan lain selain penyerbuan Markas Kompitai, KH Machrus Aly juga mengobarkan semangat kepada santri untuk ikut berperang di peristiwa 10 November. Hal itu usai KH Hasyim Asy’ari mengumpulkan para Ulama Jawa Timur di Surabaya.

“Pada waktu itu Kyai Mahrus mengatakan, bahwa Kemerdekaan harus dipertahankan hingga titik darah penghabisan. Kemudian ia menginstruksikan kepada 97 santri untuk berangkat berjihat ke Surabaya,” katanya.

“Dan 97 santri itu berangkat dengan mengendarai truk. Para santri dibawah komando Kyai Mahrus berangkat ke Surabaya dengan hanya bersenjatakan bambu runcing. Dan ketika perang usai seluruh santri yang berangkat berhasil pulang dengan selamat,” tuturnya.

Selain berjuang dalam merebut kemerdekaan, selanjutnya Kiai Mahrus Aly terus berjuang dalam segala bidang. Salah satunya bidang pendidikan mendirikan kampus Institut Agama Islam (IAI) Tribakti.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *