Usai Dituduh Mencuri HP, Siswi di Nganjuk Diancam Dikeluarkan dari Sekolah

ilustasi siswi berjilbab (unsplash)
ilustasi siswi berjilbab (unsplash)

Metaranews.co, Nganjuk – Seorang siswi di Nganjuk, Jawa Timur, diduga dituduh mencuri handphone (HP) tanpa bukti. Siswi tersebut berinisial MS, dan ia bersekolah di salah satu SMA Negeri di Nganjuk.

MS sampai mengalami trauma setelah kejadian tersebut. Hal ini diungkap oleh sang ayah, Pedrus.

Menurut Pedrus, peristiwa itu terjadi pada 4 September 2023. Ia mengatakan bahwa putrinya dituduh mencuri HP milik temannya oleh pihak sekolah. Namun, tuduhan tersebut tidak terbukti.

“Anak saya kan belum terbukti dan saya ajarkan untuk tidak melakukan itu, sakit hati saya,” ungkap Pedrus, seperti dikutip dari Suara Jatim.

Pedrus menjelaskan bahwa putrinya sempat diinterogasi dan tas serta bangkunya digeledah. Ia juga mengatakan bahwa CCTV juga diputar, dan memang terlihat MS masuk ruang kelas dan mengambil ponsel miliknya sendiri.

Bahkan, MS sampai membuat pernyataan tertulis bermaterai jika dirinya tidak mencuri, tetapi tetap tidak dipercaya.

“Dari sini anak saya dicecar pertanyaan hingga bingung, karena yang menanyai itu tiga guru BK.”

“CCTV juga diputar, dan memang terlihat anak saya masuk ruang kelas, dan ambil ponsel miliknya sendiri,” urainya.

Menurut Pedrus, kepala sekolah justru memberikan ancaman kepada putrinya akan dikeluarkan bila tidak jujur dan menelepon orangtua atas kejadian ini.

MS lalu diantarkan guru sekolahnya ke rumah lalu ia menceritakan kejadian yang dialaminya kepada sang ayah di rumah. Mendengar pengakuan putrinya, Pedrus kecewa dan menyesalkan dengan sikap kepala sekolah yang memberikan ancaman.

Di sisi lain, kepala sekolah membantah bila pihaknya telah mengeluarkan MS. Dalam pengakuannya, dugaan pencurian tersebut muncul berdasarkan bukti rekaman CCTV.

“Itu tidak benar, untuk mengeluarkan siswa itu kan harus melalui prosedur yang jelas, ada panggilan, surat pernyataan.”

Lebih lanjut, kepala sekolah juga menjelaskan bahwa siswi yang dipulangkan tersebut lantaran sudah tidak ada pelajaran.

Kasus ini sendiri sedang dalam tahap penyelidikan, dengan pihak sekolah bekerja sama dengan guru dan staf sekolah untuk mencari solusi.

“Saat itu diantar pulang karena jadwal terakhir itu P5 keterampilan, tidak ada pelajaran,” terangnya.

Kendati demikian, semua pihak berharap masalah ini dapat diselesaikan dengan bijak dan tanpa meninggalkan bekas yang dalam di antara hubungan siswi SMAN 2 Nganjuk.

Pos terkait