Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Pengamat politik dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri, Jawa Timur, Taufik Alamin, menilai pemberian Surat Keputusan (SK) rekomendasi dan penugasan partai masih belum menjamin bakal calon melenggang di Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Kediri.
Menurut dia, keputusan masih bisa berubah-ubah hingga penetapan Pasangan Calon (Paslon) saat pendaftaran Pilbup di Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada pekan ketiga bulan Agustus 2024 mendatang.
“Dinamika politik masih bisa berubah-ubah. Sebelum memasuki tahap pendaftaran semuanya masih bisa terjadi,” kata Taufik, Jumat (21/6/2024).
Taufik mengatakan, untuk kedua bakal calon yang sekarang sudah muncul yakni Hanindhito Himawan Pramana dan Deny Widyanarko masih berpeluang dipasangkan.
Meskipun Mas Dhito, sapaan karib Bupati Kediri petahana, sudah mendapat surat tugas dari beberapa partai, dan Deny mendapat SK rekomendasi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), potensi berduetnya kedua orang ini masih memungkinkan terjadi.
“Jadi kalau sudah daftar, baru terkunci. Tapi kalau masih seperti ini, masih ada peluang wakil menjadi bupati bisa, atau saingan menjadi satu pasangan juga bisa, tergantung di pengurus partai,” jelasnya.
Melihat dinamikan di Pilbup Kediri 2024 ini, Taufik menyebut masyarakat lebih banyak berpartisipasi. Terbukti dengan munculnya dua kandidat yakni Mas Dhito dan Deny Widyanarko.
Taufik berharap, munculnya dua kandidat tersebut bisa terus berkompetisi sampai akhir pencoblosan, sehingga masyarakat bisa memilih di antara keduanya.
Soal peluang, kata Taufik, Mas Dhito sebagai Bupati Kediri petahana dan Deny Widyanarko sebagai penantang masing-masing saling memiliki peluang yang sama.
“Tentu antara petahana dan penantang kan berebut simpati masyarakat. Keduanya masih berpeluang,” pungkasnya.
