Metaranews.co, News – Pusat Vulkanologi dan Mitigas Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan Gunung Semeru masih erupsi.
Pada periode 16-31 Juli 2024 terjadi beberapa kali erupsi, awan panas, dan guguran lava. Lantas, bagaimana statusnya sekarang?
“Masih terjadi, namun secara visual jarang teramati karena cuaca kabut,” ujar Kepala PVMBG Priatin Hadi Wijaya dikutip dari suara.com.
Dia menjelaskan, akumulasi material hasil erupsi maupun pembentukan scoria cones berpotensi menjadi guguran lava pijar atau awan panas.
Potensi lahar dingin juga masih terjadi akibat material guguran lava atau awan panas yang terendapkan di sepanjang aliran sungai berhulu di puncak Semeru. Air hujan akan membawanya turun menjadi lahar dingin.
Selain itu, interaksi endapan material guguran lava atau awan panas yang bersuhu tinggi dengan air sungai dapat menimbulkan erupsi sekunder.
Tak hanya potensi terjadi erupsi, aktivitas gempa juga masih tinggi. Hadi mengungkapkan, ada beberapa kegempaan yang terekam, seperti letusan, guguran, harmonik, dan vulkanik dalam.
“Gempa vulkanik dalam dan tremor harmonik yang terekam mengindikasikan suplai dari bawah permukaan Semeru bersamaan dengan pelepasan material ke permukaan, serta adanya proses penumpukan material hasil letusan di sekitar kawah Jonggring Seloko,” katanya.
Kendati aktivitas Gunung Semeru meningkat, Hadi menyampaikan, statusnya tetap waspada atau level II.
“Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh, maka tingkat aktivitas Gunung Semeru tetap pada Level II atau Waspada dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan potensi ancaman bahaya terkini,” katanya.
Namun, warga tetap dilarang untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh delapan km dari puncak (pusat erupsi).
Berikutnya di luar jarak tersebut, tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 km dari puncak.
Diimbau juga untuk tidak beraktivitas di radius tiga km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Harap hati-hati terhadap potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.