Tokoh Semar Wayang Mbah Gandrung Ikut Jadi Saksi Ruwatan Grebeg Suro di Kediri

Wayang Mbah Gandrung
Caption: Kelima wayang utama Mbah Gandrung di acara Grebeg Suro di Kediri, Rabu (19/7/2023). Doc: Maulida/Metaranews.co

Metaranews.co, Kota Kediri – Pementasan seni Wayang Mbah Gandrung digelar untuk menjadi media ruwatan di Rumah Tetua Komunitas Garuda Mukha, Resi Tunggul Pamenang, Rabu (19/7/2023).

Ruwatan ini sendiri merupakan tradisi tahunan yang diadakan untuk memperingati satu Suro.

Bacaan Lainnya

Namun ada hal yang berbeda pada pementasan Wayang Mbah Gandrung dalam tradisi ruwatan kali ini. Di mana salah satu tokoh wayang yakni Semar ikut menjadi saksi dalam tradisi ruwatan siang itu.

“Hari ini adalah tampilan yang unik dari Mbah Gandrung, karena semua tokoh wayang termasuk Semar ikut nyekseni dalam ritual ruwatan grebeg Suro kali ini,” tutur Pegiat Budaya asal Kediri, Ngabehi Edwin Yudhiono, Rabu (19/7/2023).

Yudhi menjelaskan, jika didasarkan pada pakem pentas Wayang Mbah Gandrung, maka tokoh Semar hanya akan dikeluarkan di awal ritual saja.

Semar biasanya kembali dimasukkan ke dalam kain pembungkusnya, usai dijamasi sebagai pembuka ritual.

“Jadi Eyang Semar itu biasanya hanya dikeluarkan saat mau tampil. Setelah itu dimasukkan lagi,” tutur Yudhi.

“Tapi untuk kali ini tidak begitu, Eyang Semar kita keluarkan kembali di akhir pentas, untuk ikut ngruwat para peserta,” imbuhnya.

Menurut Yudhi, ikutnya tokoh Semar sebagai saksi ruwatan bukan tanpa sebab.

Yudhi menyebutkan, Ki Resi Tunggul Pamenang yang menjadi pemimpin ruwatan dipercaya telah diberi mandat untuk kembali menghadirkan tokoh Semar sebagai pengruwat.

“Semar itu sebagai simbol pamong tanah Jawa atau satria tanah Jawa. Jadi dimanapun ya pasti sosok Semar. Maka ini dikeluarkan lagi sebagai nyekseni (saksi),” tutur Yudhi.

“Pengeluaran (Semar) ini juga sudah mendapat persetujuan dari Dalang,” imbuh Yudhi.

Berjejernya tokoh Semar, di sebelah wayang utama lainnya tampak kian menambah kesan magis pada pementasan.

Secara lengkap, kelima wayang utama yakni Mbah Gandrung Lanang, Mbah Gandrung Wedok, Mbah Joko Luwar, Raden Sedonopopo, dan Semar telah menjadi saksi ratusan peserta yang diruwat.

Sementara itu, Tarmuji, salah satu panjak kendang menyebut bila aturan pakem Mbah Gandrung sedikit mengalami perubahan.

“Ini bukan pertama kali Eyang Semar berjejer dengan empat wayang lainnya, yang penting niatnya untuk kebaikan, menurut saya boleh kalau Eyang Semar akhirnya dikeluarkan lagi di akhir pentas seperti ini,” tukas Tarmuji.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *