Mengenal Bahasa Cinta, Ungkapan Rasa Sayang Bukan Lewat Kata-kata

bahasa cinta
Sepasang Kekasih. (Pixabay)

Metaranews.co, Hiburan – Menunjukkan rasa sayang bisa dengan bahasa cinta yang diungkapkan bukan hanya dengan kata-kata.

Bahasa cinta dalam urusan asmara merupakan satu hal yang wajar terjadi. Itu mengindentifikasi, Jia seseorang mempunyai cara yang berbeda dalam mengutarakan rasa sayangnya ke pasangan.

Bacaan Lainnya

Melansir Cikal.co, Psikolog dan Konselor Anak Sekolah Cikal, Efika Fiona, M.Psi., Psikolog mengatakan lahirnya bahasa cinta atau Love Language dilatarbelakangi oleh upaya seorang penulis Amerika bernama Gary Chapman untuk membantu setiap pasangan menjaga hubungan yang sehat dan bahagia.  .

Mengenal Bahasa Cinta

bahasa cinta
Sepasang Kekasih. (Pixabay)

Dalam kesempatan berbagi cerita dan amal baik, Efika Fiona, M.Psi., Psikolog atau yang akrab disapa Efika menyampaikan bahwa konsep yang dikenal sebagai love language adalah cara mengungkapkan dan menerima cinta atau kasih sayang dari dan kepada orang lain.

“Bahasa cinta adalah cara yang dilakukan seseorang untuk mengungkapkan dan menerima cinta dari dan kepada orang lain.” katanya.

Dirinya melanjutkan, konsep ini dapat dianalogikan sebagai Love Tank di setiap diri manusia. Semakin banyak cinta yang diterima, makan akan semakin optimal fungsinya.

“Konsep ini menggambarkan bahwa setiap orang memiliki tangki cinta, yaitu kebutuhan primer seseorang akan kebutuhan emosional. Karena sudah menjadi kebutuhan, maka tangki cinta ini perlu terus diisi agar seseorang dapat berfungsi secara optimal. Untuk mengisinya  kebutuhan ini dapat dilakukan dengan mengungkapkan cinta kepada orang lain atau menerima ungkapan cinta dari orang lain,” ungkapnya.

Sejarahnya

Menelusuri konsep ini  Efika pun menjelaskan sejarah atau asal muasal lahirnya di masyarakat dunia.

Ia menyebutkan bahwa konsep ini pertama kali dirilis oleh seorang penulis bernama Gary Chapman pada tahun 1992.

Konsep ini pertama kali diperkenalkan melalui buku yang ditulis oleh Gary Chapman pada tahun 1992 berjudul “The Five Love Languages”.

Pada awalnya, konsep ini dibangun oleh Gary Chapman untuk menjawab pertanyaan.

“Apa yang terjadi pada cinta setelah pernikahan?” Sebagai konselor pernikahan yang ingin membantu setiap pasangan untuk menjaga hubungan yang sehat dan bahagia.” ujarnya melanjutkan.

Efika menambahkan bahwa Gary sebagai seorang penulis menemukan bahwa setiap manusia memiliki cara atau kasih sayang sendiri dalam kesehariannya.

Namun, konsep ini pun tidak selalu dipahami dan sering menimbulkan konflik atau masalah.

“Gary menemukan bahwa setiap orang memiliki cara masing-masing, yang terkadang jika tidak dipahami dapat menimbulkan konflik atau masalah.  Meskipun pada awalnya konsep ini digunakan untuk konteks pernikahan (dengan pasangan), namun dalam perkembangannya konsep ini juga dapat diterapkan pada konteks yang lebih luas, seperti persahabatan, hubungan orang tua dan anak, keluarga, dan sebagainya.” pungkasnya.

Mengetahui bagaimana cara menyayangi seseorang dengan cara yang berbeda memang menyenangkan. Hal itu bisa membuat sebuah hubungan semakin erat karena, rasa sayang yang ditunjukkan beragam.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *