Tak Cuma Lahan Susut, Gabah Padi di Kabupaten Kediri Anjlok 20 Ribu Ton

Metaranews.co
Petani sedang mengayak gabah padi usai dipanen. (Setyo/Metaranews)

Metaranews.co, Kediri- Tak hanya ada penyusutan lahan pertanian, namun jumlah produksi padi di Kabupaten Kediri juga anjlok nyaris 10 persen dalam setahun terakhir. Adanya kecenderungan penurunan produksi gabah padi perlu menjadi perhatian pemerintah. Dikarenakan, hasil gabah padi di Kabupaten Kediri yang menurun sebanyak 9,31 persen pada 2021. Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kediri mencatat penurunan ini terjadi sekitar 20,1 ribu ton. Pada tahun 2020, produksi gabah padi masih mencapai 215.913 ton. Sedangkan, perolehan produksi gabah padi pada 2021 hanya diangka 195.806 ton.

Hal ini juga disebabkan adanya penurunan luas panen padi yang menurun sebesar 1.330 hektare dalam kurun 2020 sampai dengan 2021. Pada tahun 2020, luas panen padi di Kabupaten Kediri 36.363 hektare. Tahun 2021 jumlah luas panen padi anjlok menjadi 35.032 hektare.

Bacaan Lainnya

Statistisi Ahli Muda BPS Kabupaten Kediri, Bambang Sukoco, mengatakan bahwa penyebab turunnya hasil gabah panen tahun 2020 – 2021 itu dipengaruhi sejumlah faktor. Di antaranya yakni faktor jumlah luasan tanam padi oleh petani, cuaca, penyakit, dan bencana alam.

“Misalkan tanam 100 hektar masyarakat, musim cuaca tidak mendukung, akhirnya petani menanam palawija,” kata Bambang, saat ditemui metaranews.co di kantornya, Selasa (9/8/2022).

Metaranews.co
Petani sedang membersihkan hama di ladangnya. (Setyo/Metaranews)

Tak hanya itu, Bambang melihat mencatat adanya faktor bencana alam juga menjadi faktor turunnya produksi tahun 2021. Tercatat beberapa daerah yang mengalami banjir, seperti di Kecamatan Banyakan dan Ngasem.

Sehingga, gabah hasil petani mengalami gagal panen atau rusak sebelum masa panen. Belum lagi, kata Bambang, penurunan produksi gabah padi disebabkan hama penyakit.

Apakah alih fungsi lahan pertanian juga menjadi salah satu indikator turunnya produksi gabah padi di Kabupaten Kediri?

Bambang tak menampiknya. Namun, menurutnya hal itu tidak juga berpengaruh besar pada hasil panen gabah para petani di Kabupaten Kediri.

“Paling besar turunnya hasil panen gabah padi, yang pasti karena jumlah luasan tanaman yang berkurang,” ujarnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispetabun) Kabupaten Kediri Anang Widodo, mengatakan wajar untuk penurunan tahun 2021. Menurutnya hal ini dikarenakan pergeseran jenis tanaman padi ke tebu, palawija, ataupun hortikukura.

Ia menjelaskan dari pemetaan lahan pertanian ada tiga karakter jenis tanaman di Kabupaten Kediri. Di antaranya lereng Gunung Wilis, kata Anang, punya kecenderungan lahan kering maka dapat dimaksimalkan untuk hortikukura dan buah. Sedangkan, untuk persawahan ada di wilayah Kediri bagian tengah dan utara Kediri menjadi sentral. Meskipun demikian, Anang menyebut bahwa Kabupaten Kediri masih disebut sebagai salah satu lumbung padi di Provinsi Jawa Timur (Jatim).

“Kita masih jadi lumbung untuk padi dan jagung di Jatim, di peringkat 6,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *