Metaranews.co, Kabupaten Kediri – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri akan melakukan penataan kembali atau merevitalisasi Pasar Kandangan dalam waktu dekat.
Ratusan pedagang yang berjualan di pasar tradisional di Kecamatan Kandangan itu saat ini masih dalam proses pendataan, untuk selanjutnya direlokasi ke tempat sementara.
“Terkait penataan Pasar Kandangan tentunya berprosesnya perlu waktu. Kemarin itu sudah mengawali sosialisasi dan komunikasi dengan pedagang. Selanjutnya kami akan tindaklanjuti lagi pendataan pedagangnya yang betul-betul penjual,” kata Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Kediri Tutik Purwaningsih, saat dikonfirmasi, Kamis (11/7/2024)
Tutik mengatakan, pedagang yang berjualan di Pasar Kandangan terus bertambah, sehingga tampak semrawut atau kurang tertata dengan baik.
Apalagi, kondisi bangunan pasar dua lantai yang saat ini telah ada tidak dimanfaatkan sesuai harapan.
“Di atas itu ada kurang lebih 51 los, 299 lapak, tapi semuanya kosong, yang ditempati hanya 13. Artinya pedagang yang ada di atas semuanya turun dan menjadikan semrawut,” jelasnya.
Tutik menyampaikan, penataan Pasar Kandangan tersebut bisa diadopsi dari Pasar Wates, yang notabene sukses menjadi pasar tradisional berstandar nasional.
Jika dibandingkan Pasar Wates, lanjut Tutik, jumlah pedagang di Pasar Kandangan jauh lebih banyak.
Menurut data Dinas Perdagangan Kabupaten Kediri, pedagang di Pasar Kandangan tercatat ada sebanyak 450 orang. Sedangkan pedagang yang ada di Pasar Wates tercatat ada sebanyak 386 orang.
“Itu belum pedagang-pedagang baru yang ada di luar, secara luasan Pasar Kandangan juga lebih sempit daripada Pasar Wates,” tuturnya.
Tutik menuturkan, Dinas Perdagangan sebagai pengelola memutuskan langkah relokasi menjadi solusi yang tepat untuk menata Pasar Kandangan.
Akan tetapi, kata Tutik, pihaknya masih belum dapat memastikan kapan relokasi para pedagang di Pasar Kandangan akan dilakukan.
“Konsep Pasar Wates itu bisa kita adopsi, tinggal nanti kita lakukan inovasi, kemudian apa yang perlu ditambahkan, tergantung keinginan pedagang. Karena masing-masing berbeda, tergantung juga kebiasaan setempat,” pungkasnya.
