Tlogo Gentong: Tersembunyi di Tengah Hutan Lereng Kawi Blitar

foto kampung tlogo gentong di lereng kawi blitar (youtube/ pandu aji wirawan)
foto kampung tlogo gentong di lereng kawi blitar (youtube/ pandu aji wirawan)

Metaranews.co, Jawa Timur – Berjarak 41 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Blitar, tersembunyi sebuah kampung terpencil. Desa Tlogo Gentong secara administratif terletak di Desa Sumberurip, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar.

Lokasinya berada di lereng Gunung Kawi. Kampung ini nyaris tak terjamah jaringan listrik dan sinyal internet.

Bacaan Lainnya

Untuk memenuhi kebutuhan listriknya, warga mengandalkan turbin. Namun pada pukul 21.00 WIB sudah padam.

Kampung ini terbentuk dari para pekerja atau buruh pemetik perkebunan teh di PT Sari Bumi Kawi. Awalnya mereka membuat rumah singgah yang kemudian lama kelamaan dibentuk menjadi perkampungan.

“Enjih kaet alit kulo wonten mriko, ket taun pinten niko taun seket lak mboten klintu, riyen mriko rame (iya dari kecil saya sudah disana, sejak tahun berapa dulu kalau tidak salah tahun 1950 kalau tidak salah, dulu di sana ramai,” ujar salah satu warga Tlogo Gentong, Mesinem pada Senin (28/8/2023) dikutip Suara Jatim.

Warga merasa nyaman tinggal di kampung. Mereka menikah dan memulai sebuah keluarga. Ada puluhan Kepala Keluarga (KK) yang dulunya tinggal di Tlogo Gentong.

Namun kondisi kini telah berubah. PT Sari Bumi Kawi tempat mereka dulu bekerja bangkrut dan tutup. Warga pun diminta pindah ke Desa Sumberurip.

Saat ini, hanya tersisa 4 keluarga di kampung tersebut. Warga Tlogo Gentong lainnya, Jito mengungkapkan, dulunya ada 16 KK di kampungnya.

“Sak niki teng mriki tiang sekawan, sekawan griyo (dulu disini ada 16 kepala keluarga tapi sekarang tinggal empat, tinggal 4 rumah saja sekarang),” kata Jito.

Keempat keluarga tersebut mengaku berat meninggalkan kampung yang sudah lama mereka tinggali. Mereka yang tersisa telah lahir dan besar di Tlogo Gentong.

“Rumiyen Kulo seng damel dalan niku tiang kaleh teng Gowo Kucing tapi empon ketutup maleh lawong empun mboten kerumat (dulu yang buat jalan itu saya, dua orang ke Goa Kucing tapi yang udah ketutup lagi, kan tidak terawat),” katanya.

Sejak perusahaan perkebunan teh ditutup, warga tersebut beralih mata pencaharian dari beternak dan bertani. Mereka tetap bersyukur meski ada keterbatasan di kampungnya.

Berdasarkan informasi, sejumlah warga memang diminta pindah karena kawasan bekas perkebunan teh yang kini berubah menjadi hutan akan diubah menjadi peternakan sapi perah.

Pos terkait