Metaranews.co, Jawa Timur – Banjir Lamongan, Jawa Timur merendam 24 sekolah dan 29 desa. Hujan deras yang mengguyur menyebabkan luapan air sungai Bengawan Solo.
Alhasil pemukiman warga yang berada di sekitar area Bengawan Solo Lamongan pun terkena imbasnya. Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamongan Banjir kali ini cukup parah.
Pihaknya juga mengatakan banjir parah terjadi di beberapa kecamatan seperti di Kecamatan Turi, Kali Tengah, Karangbinangun, dan Deket.
Jumlah desa dan sekolah yang terkena banjir semakin bertambah. Terbaru, dari data BPBD Lamongan, 24 sekolah dan 29 desa di Lamongan yang terendam banjir luapan sungai Bengawan Jero.
“Sebanyak 29 desa terdampak di lima kecamatan. Demikian disampaikan Kepala Bidang Logistik dan Darurat BPBD Lamongan, Muhammad Muslimin, Jumat (17/2/2023).
Di Kabupaten Turi sendiri ada 2 TK/PAUD dan 3 SD/MI yang terendam banjir, di Karangbinangun ada 3 TK/PAUD, di Sekitarnya ada 2 PAUD/TK dan 3 SD/MI.
“Sebagian besar berada di Kecamatan Kalitengah yaitu 7 TK/PAUD dan 4 SD/MI yang terendam banjir,” ujarnya melansir Suarajatim
Muslimin merinci, banjir akibat luapan Bengawan Jero yang melanda 29 desa di 5 kecamatan di wilayah Lamongan meliputi 8 desa di Kecamatan Kalitengah.
Yakni Desa Tiwet, Blajo, Gambuhan, Bojoasri, Jelakcatur, Somosari, Pucangtelu dan Pucangro. Desa, dengan ketinggian air mencapai 28 cm hingga 60 cm.
Lalu ada 6 desa di Kecamatan Turi antara lain Desa Putatkumpul, Pomahanjanggan, Kepudi Bener, Kemlagilor, Kemlagigede dan Bambang, dengan ketinggian air banjir 23 cm hingga 52 cm.
Juga asa 5 desa di Kecamatan Karangbinangun yaitu Desa Waruk, Ketapangtelu, Somowinangun, Sukorejo dan Karanganom dengan ketinggian air 32 cm hingga 43 cm.
Untuk yang berada di Kecamatan Deket, ada 4 desa yang terdampak banjir, antara lain Desa Sidomulyo, Laladan, Weduni dan Tukkerto.
Sedangkan di Kecamatan Glagah terdapat 6 desa yaitu Desa Soko, Pasi, Morocalan, Gempolpendowo, Rayunggumuk dan Margoanyar.
“Ketinggian air di Kecamatan Deket dan Glagah berkisar antara 20 sentimeter hingga 28 sentimeter. Kami juga telah melakukan peninjauan dan berkoordinasi dengan beberapa pihak untuk melakukan penanganan sementara,” ungkapnya.
Banjir juga menggenangi beberapa akses jalan desa, termasuk jalan akses sekolah, seperti jalan menuju Sekolah Dasar (MI) Khozainul Ulum di Desa Bojoasri, Kecamatan Kalitengah, Lamongan.
Jalan tersebut terendam banjir setinggi 50 sentimeter dengan panjang jalan sekitar 2 kilometer. Para siswa harus rela menghadapi banjir ketika mereka pergi ke sekolah.