Sungai di Ngumpul Jombang Tercemar Limbah Tahu, DLH Temukan Kandungan Bakteri E coli

Jombang
Caption: Sungai di Dusun Rejoso, Desa Ngumpul, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, yang tercemar limbah pabrik tahu, Senin (23/10/2023). Doc: Karimatul Maslahah/Metaranews.co

Metaranews.co, Kabupaten Jombang – Saluran sungai di Dusun Rejoso, Desa Ngumpul, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, dikeluhkan warga.

Sebab, kondisi aliran sungai tersebut berbau busuk. Selain berbau, aliran sungai juga berubah menjadi berwana putih pekat. Diduga saluran tersebut tercemar limbah.

Bacaan Lainnya

“Kalau kondisi saluran ini memang seperti ini. Memang musim kemarau pasti sangat terlihat jelas,” ujar Budi salah satu warga sekitar, Senin (23/10/2023).

Menurut Budi, sungai tersebut diduga tercemar limbah selama bertahun-tahun, dan tidak ada perubahan hingga sekarang.

Bahkan, Pemkab Jombang juga seringkali mengambil sampel air di sungai tersebut.

“Ya belum ada tindakan sampai sekarang. Buktinya kondisinya masih sama selama bertahun-tahun,” tuturnya.

Dirinya menduga saluran air yang berubah menjadi berwana putih dan menimbulkan bau ini dikarenakan adanya industri tahu.

“Mungkin karena limbah tahu itu. Jadi sungai menjadi seperti ini,” sebutnya.

Dikatakan Budi, memang saat musim penghujan kondisi saluran air terlihat normal. Sebab, debit air yang tinggi saat musim penghujan membuat limbah terbawa aliran air.

“Ya semoga saja masalah ini bisa segera diatasi seterusnya,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala DLH Kabupaten Jombang, Miftahul Ulum mengatakan, dari pengamatan yang dilakukan DLH saluran tersebut banyak kandungan Escherichia coli (E coli).

“Yang paling menonjol kandungan E coli,” jelas Ulum.

Untuk penanganan saluran tersebut, lanjut Ulum, pihaknya sudah melakukan pemasangan tanaman untuk fitoremediasi sejak akhir tahun kemarin mulai dari hulu saluran.

“Fitoremediasi adalah pengurangan zat pencemaran dengan cara penanaman tanaman yang mampu mengurai zat pencemar. Alhamdullilah cara itu efektif mengurangi zat pencemar,” klaimnya.

Hanya saja, untuk saat ini fitoremediasi tidak bisa dilakukan.

“Saat ini kami belum bisa pasang fitoremediasi di hilirnya, karena sedang ada perbaikan dan normalisasi sungai di atasnya,” pungkas Ulum.

Pos terkait