Emha Ainun Nadjib: Matangnya Nusantara dari Kediri

Metaranews.co
Emha Ainun Nadjib saat memberikan ceramah di Simpang Lima Gumul, Senin (15/8/2022).

Metaranews.co, Kediri – Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana dan MH. Ainun Nadjib mengajak masyarakat Kabupaten Kediri dan jamaah maiyah untuk merefleksikan kemerdekaan dengan menyadari tahapan atau kondisi Indonesia saat ini.

Dalam acara Sinau Bareng Cak Nun (sapaan akrab MH. Ainun Nadjib) itu, perwakilan masyarakat yang hadir diminta untuk membuat kelompok dan mendiskusikan tahapan tersebut dengan menganalogikan atau mengumpamakan Indonesia dengan evolusi kelapa. Mulai dari bluluk (bunga kelapa yang mulai berbuah), cengkir (buah kelapa kecil), dhegan (kelapa muda), hingga kelapa.

Bacaan Lainnya

“Negara kita ini masuk dalam tahapan (evolusi) mana? dan definisikan setiap tahapan evolusi tersebut menurut pandangan kalian,” tanya Cak Nun Pada jamaah.

Usai mendiskusikannya, ketiga kelompok tersebut sinau atau belajar dengan mendiskusikan setiap perkembangan Indonesia dengan perumpaan kelapa itu. Yang kemudian dipresentasikan untuk dibedah tuntas.

Menurut Cak Nun, dengan potensi yang dimiliki Kabupaten Kediri, daerah ini akan menjadi mulai dari matang atau majunya Indonesia. Yang mana dari hasil diskusi yang dihasilkan ini, ketiganya memiliki pandangan yang sama yakni Indonesia saat ini pada tahapan hampir matang seperti degan.

“Mudah-mudahan matangnya Nusantara ini dari Kediri, karena yang menjadi menjadi kelapa terlebih dahulu adalah Kediri. Potensinya sangat lengkap dan memenuhi syarat,” ujar Cak Nun.

Karena, lanjut Cak Nun, Kediri telah melewati sejarah bluluk yang dahulu mempunyai Raja Jayabaya serta Empu Bharada. Sehingga untuk berevolusi menjadi kelapa Kediri dirasa paling siap.

“Oleh karena itu, Kediri akan merintis kesadaran dan rasa syukur seperti itu. dan Mas Dhito (sapaan akrab Bupati Hanindhito) yang masih muda ini, maka dia yang masih bisa berfikir panjang dan luas. Meruangi kemungkinan-kemungkinan untuk membangun Kediri,” terang Cak Nun.

Di akhir sinau bareng yang dilaksanakan di kawasan Simpang Lima Gumul pada Senin (15/8/2022) itu, Mas Dhito menyebutkan kesadaran masyarakat mengenai kekuatan, kekurangan, hingga potensi yang di miliki oleh Indonesia ini sangat besar.

Sehingga dirinya mengajak masyarakat untuk terus bahu membahu memikirkan langkah-langkah kedepan yang harus dilakukan untuk menuju Indonesia yang matang.

“Seluruh masyarakat yang ada di sini sadar bahwa kita ini masih degan, lalu apa yang bisa kita lakukan? Berpikir untuk menjadi sebuah kelapa (kematangan),” kata bupati muda yang gemar mengendarai vespa itu.

Orang nomor satu di Kabupaten Kediri ini juga mengapresiasi atas kebersamaan dan keberagaman jamaah dan masyarakat yang hadir. Pasalnya, acara yang juga disiarkan secara virtual lewat kanal Youtube Dhito Pramono dan Pemkab Kediri ini berasal dari berbagai penjuru Indonesia.

“Terimakasih kepada warga yang hadir. Saya senang ada dari Mojokerto, Palembang, dari Kediri. Artinya Kediri hari ini bagian dari NKRI. Artinya ribuan orang segini saja ada berbagai macam suku bangsa di Indonesia,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *