Metaranews.co, Kabupaten Jombang – Luapan Afvour Watudakon membuat genangan air semakin tinggi. Genangan air ini terhitung sudah tujuh hari, hingga membuat para pengungsi sebagian mengeluh gegara mulai mengalami sakit.
“Ngungsi di sini (kantor desa) sudah empat. Sakit kepala, kecapekan, tapi sudah dikasi vitamin sama obat pegel-pegel,” kata Sulimiyati (54), salah satu warga Dusun Beluk, Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jumat (13/12/2024).
Sulimiyati mengaku bahwa saat ini rumahnya masih terendam air, dan beberapa barang perabotan di rumah sudah mengapung.
“Kemarin saya lihat rumah, barang-barang saya mengapung semua kena banjir. Hilang atau tidak saya enggak tahu, tapi rumah saya kunci, dan listrik juga mati semua,” tuturnya.
Menurut Sulimiyati, banjir kali ini merupakan banjir terparah sejak lima tahun terakhir. Ketinggian banjir saat ini mencapai 150 sentimeter.
Untuk itu, Sulimiyati berharap agar pemerintah memberikan solusi dan menangani permasalahan banjir dengan serius, sehingga warga tidak lagi merasakan banjir.
“Banjir tahun ini terparah, karena sebelumnya saya belum pernah ngungsi. Ya harapannya pada pemerintahan agar permasalahan banjir ini ditangani dengan serius, karena kita sendiri di sini juga enggak tahu air banjir ini dari mana asalnya,” katanya.
Sementara itu, Pelaksana Harian (Plh) Kepala pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Jombang, Wiku Birawa F Dias Quintas, menyebut bahwa kondisi air banjir yang diakibatkan luapan Afvour Watudakon ini belum juga surut.
“Jadi kondisi genangan masih ada di dua desa, yakni Desa Jombok dan Desa Blimbing. Ketinggian air hampir sepinggang orang dewasa atau 120 sentimeter lebih,” ujar Wiku.
Kondisi ini membuat jumlah warga di pos pengungsian terus bertambah.
“Sekarang jumlah pengungsi total ada 160 lebih orang,” tuturnya.
Pihaknya pun membenarkan bila warga masyarakat yang ada di tempat pengungsian mulai mengeluhkan penyakit.
“Jadi memang benar warga mulai mengeluh terkait dengan panyakit gatal-gatal, batuk, panas. Akan tetapi tim medis selalu melekat dan bersiaga di pos pengungsian sejak hari pertama kita membuka posko sampai sekarang. Selain itu,, tim medis juga memberikan pelayanan terkait dengan keluhan warga,” beber Wiku.